Sabtu, 10 Juni 2023
Kesehatan

Seribu Bidan se-Surabaya Raya Ikuti Program Edukasi dan Intervensi Stunting

profile
jefri

11 Februari 2023 21:13

1.3k dilihat
Seribu Bidan se-Surabaya Raya Ikuti Program Edukasi dan Intervensi Stunting
Seribu bidan se Surabaya Raya ikuti Program Edukasi dan Intervensi Stunting Jatim. (Foto: Dok.BKKBN Jatim for SJP)

Surabaya,SJP - Seribu bidan se-Surabaya Raya untuk mengikuti program edukasi dan intervensi stunting di Dyandra Convention Center Surabaya, Sabtu (11/2/2023).

Kepala BKKBN RI, DR. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, pada 2021 angka stunting di Jawa Timur sebesar 23,5 persen. Angka itu turun 4,3 persen menjadi 19,2 persen. 

"Provinsi dengan jumlah penduduk yang besar tapi angka stunting dibawah 20 persen merupakan prestasi yang luar biasa," kata Hasto Wardoyo, Sabtu (11/2/2023).

Hasto menambahkan, di Jawa Timur yang hamil jumlahnya masih lebih dari 500 ribu dalam satu tahun. Angka ini masih di bawah Provinsi Jawa Barat yang masih di angka 850 ribu lebih.

Berbicara tentang stunting, kata dia, artinya berbicara dengan alat reproduksi dan persiapan kesehatan perempuan sebelum hamil. 

"Di sinilah pentingnya peran bidan dalam penurunan stunting. Karena peran bidan dalam mendampingi dan memberikan penyuluhan pada ibu hamil, tingkat stunting di Jawa Timur saat ini  bisa turun di bawah 20%," ujarnya.

Hasto menyebutkan, keberadaan profesi bidan bukan segalanya, tapi tanpa bidan BKKBN bukan apa-apa. Jatim mengalami penurunan stunting yang sangat signifikan menjadi 19,2% pada 2022. Angka ini di bawah 20% dari sebelumnya. 

Menurut catatan BKKBN, WHO mengamanatkan bahwa masimal angka stunting adalah 20%. Tentunya, penurunan angka tersebut di Jawa Timur, kata Hasto, merupakan perkembangan besar.

"Sebagai garda terdepan, Bidan mendapat perhatian khusus dari BKKBN. Bekerjasama dengan PT. Dexa Medica, BKKBN menyelenggarakan program edukasi terhadap 1.000 Bidan dan intervensi stunting di Kota Surabaya," ujarnya.

Di tempat sama, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menjelaskan tugas besar harus dituntaskan bersama. "Hal ini tugas di antara kita semua. Harus terbangun sinergi yang sangat bagus antar berbagai pihak. Bidan berada di posisi yang tepat untuk mengemban peran ini," pesan Gubernur Khofifah. 

Yang menjadi penting menurut orang nomor satu di Jatim ini, para bidan dapat memberi penyuluhan terkait pola asuh yang benar bagi para ibu.

Gubernur mengingatkan, apabila para ibu mengonsumsi nutrisi yang cukup dengan pola hidup sehat, serta anak diasuh dengan penuh kasih sayang serta gizi tercukupi, maka risiko stunting dapat dihindari atau bahkan dihilangkan. 

"Bidan ini peranannya sangat signifikan dalam penurunan angka stunting pada anak.  Bidan adalah garda terdepan, ujung tombak tenaga kesehatan. Merekalah yang selalu mendampingi  para ibu, baik semenjak awal kehamilan sampai sang anak mencapai usia lima tahun," urainya.

Lebih lanjut dikatakan Khofifah, prevalensi stunting di Jawa Timur butuh percepatan untuk mencapai target 14%  di tahun 2024. Diketahui, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, saat ini tingkat stunting Jatim berada di angka 19,2%. 

Apalagi, catatan yelah disebutkan dalam Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting, sasaran prioritas upaya percepatan pencegahan stunting menyasar kelompok prioritas yang mencakup ibu hamil, ibu menyusui, dan anak berusia 0-23 bulan, atau disebut rumah tangga 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). 

Terbagi dalam kelompok ini secara rutin bertemu dengan para bidan untuk memantau kesehatan sang anak.

Karenanya, Gubernur Khofifah itu menekankan efektifnya intervensi para bidan dalam menurunkan angka stunting, hingga mencapai target Presiden Republik Indonesia yaitu 14 % pada tahun 2024.

"Di tiap kegiatan kami, Pemprov. Jatim seringkali  mengundang ibu hamil dan anak-anak untuk menerima penyuluhan dan bantuan gizi.  Kami juga selalu menekankan pentingnya gizi seimbang bagi anak-anak. Angka 14% ini bukan sekedar target, tapi menentukan masa depan bangsa," ungkapnya.

Gubernur Khofifah pun menyampaikan apresiasinya kepada para bidan yang selama ini telah turun tangan dalam upaya penurunan stunting.

"Stunting harus dipangkas untuk menciptakan generasi yang berkualitas. Keikhlasan panjenengan untuk menciptakan generasi yang sehat bebas stunting akan menjadi amal jariyah panjenengan semua," katanya.

Sebelumnya, Presiden Direktur Dexa Medika V, Hery Sutanto pun mengatakan bahwa sinergi antara banyak pihak, terutama pemerintah dan swasta, akan sangat berpengaruh bagi tingkat edukasi serta literasi seputar stunting.

Pihaknya optimistis bahwa bersama Pemprov Jatim dan BKKBN, Dexa Medika akan dapat berkontribusi dalam kesehatan ibu hamil dan generasi mendatang.

"Dukungan dan peran swasta juga diperlukan dalam upaya ini melalui pendekatan Pentahelix. Kita akan terus melanjutkan upaya-upaya penurunan stunting ini sesuai dengan arahan Kepala BKKBN RI dan Ibu Gubernur," jelas Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, Maria Ernawati.(Jefri Yulianto)

Editor: Vebriansyah

Tags
Anda Sedang Membaca:

Seribu Bidan se-Surabaya Raya Ikuti Program Edukasi dan Intervensi Stunting

Share

APA REAKSI ANDA?

0 Sangat Suka

0 Suka

0 Tertawa

0 Flat

0 Sedih

0 Marah

ADVERTISEMENT