Alih-Alih Bergaya Crazy Rich, Masa Kecil Anak Warren Buffett Jauh Dari Kata Mewah
Ia gambarkan keadaannya di masa sekolah dasar. Dalam podcast tersebut, dia mengenang bahwa saat kelas empat atau lima, saudara perempuannya menuliskan jabatan ayah mereka sebagai “security analyst” dimana ia mengira ayahnya adalah pekerja kantor yang memeriksa sistem alarm
Nebraska, SJP – Siapa yang tak kenal miliarder Warren Buffett yang kini masih menduduki peringkat ke sembilan dari deretan orang terkaya di dunia?
Banyak orang membayangkan bahwa keluarga Buffett pastilah seperti sosok crazy rich yang gemar pamer di medsos.
Sebaliknya, berbeda dengan stereotip putra seorang miliarder, Peter Buffett, anak bungsu investor legendaris itu justru menikmati masa kecil tanpa terlihat miliki kekayaan ekstrem.
Seperti yang dia katakan di podcast Freakonomics, “Saat tumbuh dewasa, kami benar-benar tidak tahu apa pekerjaan ayah yang buat saya sangat misterius.”
Ia gambarkan keadaannya di masa sekolah dasar. Dalam podcast tersebut, dia mengenang bahwa saat kelas empat atau lima, saudara perempuannya menuliskan jabatan ayah mereka sebagai “security analyst” dimana ia mengira ayahnya adalah pekerja kantor yang memeriksa sistem alarm.
Ketidaktahuan kerajaan investasi ayahnya menunjukkan masa kecil Peter Buffett sengaja dijauhkan dari kompleksitas Wall Street dan transaksi bernilai miliaran dolar.
Baru pada usia 25 tahun dia memahami sepenuhnya profesi ayahnya, sebuah realisasi bertahap dan bukannya pengungkapan kekayaan luar biasa yang tiba-tiba.
"Faktanya, hal itu tidak terjadi," katanya. "Kami tidak tumbuh di sekitar eksposisi kekayaan."
Keputusan Warren Buffett untuk melindungi anak-anaknya dari tekanan kekayaan tampaknya membuahkan hasil.
Pertimbangan singkat putranya untuk bergabung dengan Berkshire Hathaway Inc. tidak didorong oleh kewajiban keluarga, melainkan pemikiran sendiri.
Keluarga Buffett lebih menghargai kepuasan pribadi dibandingkan mengejar uang.
Titik balik terjadi pada tahun 1977 ketika, pada usia 19 tahun, Peter Buffett menerima warisan dari pertanian kakeknya, yang dengan cerdik diubah oleh ayahnya menjadi saham Berkshire Hathaway senilai $90.000.
Dia menjelaskan bagaimana ayahnya tidak memaksanya untuk mengejar karir bisnis atau bergabung dengan perusahaan.
Dia tahu dia ingin menginvestasikan uangnya dalam karier musiknya dan Warren Buffett mendukungnya.
Dia tumbuh secara konsisten disuruh melakukan apa yang dia sukai dan mengikuti kata hatinya dalam hal karier.
Peter Buffett memang pesohor di bidang musik dan seni dan tidak berkecimpung sama sekali di dunia saham seperti ayahnya.
Keputusan ini menjadi landasan bagi kesuksesan kariernya sebagai musisi pemenang Emmy, penulis buku terlaris New York Times.
Namun, jika dia memegang saham itu, menurut laporan, nilainya akan lebih dari $300 juta saat ini.
Sebagai putra Warren Buffett, dia sangat menyadari berapa nilai saham saat ini meski dia tidak pernah menyesali keputusannya.
“Saya lebih suka berinvestasi pada diri saya sendiri, meluangkan waktu dan mengembangkan hidup saya sendiri dengan semua kesalahan dan semua kesuksesan dan semua hal lain yang bisa saya katakan adalah milik saya daripada memiliki setumpuk uang yang pada dasarnya milik orang lain,” ujarnya.
What's Your Reaction?