Tradisi Unan Unan Suku Tengger Didorong Masuk Kalender Wisata Bromo
Sebagai informasi, upacara Unan Unan dimulai dengan arak-arakan sesaji berupa seekor kerbau yang sudah disembelih dan dipotong-potong dagingnya, kemudian ditempatkan dalam wadah kecil.
Kabupaten Probolinggo, SJP - Suku Tengger, yang berada di lereng Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, mempertahankan beragam tradisi dan budaya.
Salah satunya adalah upacara adat Unan Unan yang diadakan setiap lima tahun sekali. Upacara ini bertujuan untuk memperpanjang kalender suku Tengger.
Di tangan generasi milenial, tradisi ini kemudian didorong untuk menjadi daya tarik wisata budaya di Bromo. Sehingga setiap wisatawan yang datang ke Bromo, tidak hanya menikmati keindahan alam lalu pulang.
Veronika Desi Rarasati, pemudi Tengger, menyatakan keunikan tradisi Unan Unan ini kini didorong untuk masuk dalam kalender wisata Bromo. Sehingga dapat dinikmati wisatawan saat pelaksanaan upacara yang digelar lima tahun sekali.
“Sebagai warisan budaya nenek moyang, kami pemuda-pemudi Tengger tentu merasa bangga terhadap warisan tersebut. Keunikan tradisi Unan Unan ini kini kami upayakan untuk masuk dalam kalender wisata Bromo,” jelasnya, ditemui di Punden Desa Jetak, Rabu (24/04).
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Jetak, Karvian Vega menambahkan, upaya tersebut bertujuan untuk memberikan pilihan wisata budaya bagi wisatawan. Sehingga saat berkunjung ke Bromo, mereka tidak hanya menikmati gunungnya saja, tetapi juga lokasi wisata budaya lainnya.
Sebagai informasi, upacara Unan Unan dimulai dengan arak-arakan sesaji berupa seekor kerbau yang sudah disembelih dan dipotong-potong dagingnya, kemudian ditempatkan dalam wadah kecil.
Warga suku Tengger kemudian mengikuti arak-arakan sesaji kerbau ini, membawa makanan dan perlengkapan upacara lainnya untuk diletakkan bersama-sama di punden desa.
Sesampainya di punden desa, sesaji kerbau beserta dagingnya diletakkan di area punden untuk kemudian didoakan oleh romo dukun dan sesepuh Tengger.
Unan Unan berasal dari kata "una" yang artinya memperpanjang dalam kalender Tengger yang memiliki 13 bulan. Setiap lima tahun sekali, mereka memasuki masa "landung" di mana upacara Unan Unan dilaksanakan.(*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?