Setahun, Angka Kematian Ibu di Kota Batu Capai 4 Kasus
Dari hasil audit AKI diakibatkan karena adanya penyakit penyerta sebelumnya dan faktor lain seperti adanya penyakit yang timbul saat perempuan dalam kondisi kehamilan. Seperti diabetes, hipertensi, gangguan jantung.
Kota Batu, SJP - Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Batu tercatat sejak 2023 hingga April 2024 terdapat 4 kasus kematian ibu. Hal itu terbilang cukup tinggi sehingga menjadi PR tersendiri untuk Pemkot Batu terutama Dinkes
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Kota Batu Monika Kartikaning Fajarain pada Sabtu (20/4/2024) mengatakan, pada tiga kematian terjadi pada 2023 dan satu kasus di awal tahun 2024.
“Tiga kasus dihitung dalam rasio masih angka seratus. Itu artinya (angka kematian ibu, red) masih cukup tinggi. secara perhitungan AKI masih di kisaran 305 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH)," urainya.
Lebih lanjut, angka tersebut belum mencapai target yang ditentukan yaitu 183 per 100.000 KH di tahun 2024. Demikian juga bayi dan balita yang masih harus kita selamatkan dari kematian.
Dari hal tersebut, Dinkes Kota Batu berupaya untuk menekan kematian ibu dan bayi dengan menyiagakan fasilitas kesehatan dasar di Puskesmas yang tersebar di Kota Batu.
"Dinkes juga menempatkan spesialis dokter kandungan ibu dan anak. Totalnya ada lima dokter yang bertugas lima pelayanan puskesmas di Kota Batu. Sementara untuk kasus yang menyebabkan AKI di Kota Batu sangat beragam. Sehingga untuk pendekatan yang dilakukan juga beragam," imbuhnya.
Mengingat dari hasil audit AKI diakibatkan karena adanya penyakit penyerta sebelumnya dan faktor lain seperti adanya penyakit yang timbul saat perempuan dalam kondisi kehamilan. Seperti diabetes, hipertensi, gangguan jantung.
Hal ini dimaksudkan agar AKI tidak menghantui Kota Batu, pihak Dinkes mengimbau agar masyarakat terutama ibu yang hamil untuk secara berkala mendeteksi dan memeriksakan kesehatannya.
"Jadi tujuannya agar ketika ada penyakit bisa segera ditangani dengan tepat dan menekan angka AKI secara signifikan," pungkasnya. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?