Sabtu, 10 Juni 2023
Lifestyle

Mengenal Tradisi Meras, Perjalanan Panjang nan Pedih untuk Menjadi Gandrung Paripurna

profile
Ikhwan

23 Maret 2023 07:01

1.9k dilihat
Mengenal Tradisi Meras, Perjalanan Panjang nan Pedih untuk Menjadi Gandrung Paripurna
Pementasan Sendratari Meras Gandrung di Taman Terakota, (Humas Disbudpar Banyuwangi for SJP)

Banyuwangi, SJP - Tari Gandrung adalah salah satu tari tradisional yang menjadi ikon dan kebanggaan masyarakat Banyuwangi.

Di balik nama besarnya, ternyata menjadi Gandrung perlu proses panjang. Perjalanannya pun tak mudah. 

Tidak ujug-ujug sekadar bisa memeragakan tari Gandrung, itu langsung disebut Gandrung. Tidak semudah itu.

Gandrung sangat kompleks. Sehingga perlu dikurasi kelayakannya. Prosesnya disebut "Meras Gandrung". Proses ini sakral disebut juga, prosesi wisuda bagi sang Gandrung. 

Selaras dengan namanya 'meras' yang berasal dari kata peras. Pada titik ini gandrung akan diperas kemampuannya ibaratnya hingga titik darah penghabisan. 

Jelasnya, proses itu benar-benar menguras mental dan fisik si Gandrung. Itulah alasan mengapa kini jarang ada Gandrung muda yang berani menjalani proses ini.

Tapi jangan khawatir. Secuil penggambaran proses ini masih dapat dinikmati. 

Tepatnya di Taman Gandrung Terakota di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi.

Disini ditampilkan pertunjukan seni drama dan tari (sendratari) Meras Gandrung atau wisudanya penari Gandrung. Digelar setiap satu bulan sekali.

Pementasan Sendratari Meras Gandrung di Taman Terakota, Banyuwangi (Humas Disbudpar Banyuwangi for SJP)

Pendiri Taman Gandrung Terakota Sigit Pramono mengatakan Pementasan sendratari Meras Gandrung merupakan cara melestarikan seni budaya dengan menggelar pertunjukan yang terjadwal. 

"Kita memberikan ruang berkesenian bagi para seniman untuk melestarikan budaya dan kesenian yang kita miliki. Jadi, para wisatawan tau bagaimana seni dan budaya kita ini terus dilestarikan di Banyuwangi," ungkap Sigit.

Dalam pementasan ini ditampilkan pementasan tari secara kolosal oleh para penari gandrung.

Ceritanya menggambarkan perjuangan keras seseorang dalam mengatasi tantangan dan ujian berat agar dapat lolos menjadi Gandrung yang Paripurna.

Pengunjung asal Kota Semarang, Ari mengaku baru melihat atraksi tersebut pertama kali.

Kala itu ia melihat, informasi adanya pertunjukan sendratari di Taman Gandrung Terakota, akhirnya Ari dan keluarga memutuskan untuk menonton Meras Gandrung sore ini.

"Ini merupakan pengalaman pertama kali saya menonton tari gandrung apalagi ini sedang ada pertunjukan sendratari ritual meras gandrung, tentunya pengalaman yang sangat beruntung bagi saya dan keluarga. Apalagi dalam pertunjukan menceritakan sejarah tari gandrung tersebut," pungkas Ari.

Ari sangat bangga dan mengapresiasi apa yang dilakukan Sigit Pramono selaku pendiri. Menurutnya dengan memberikan wadah bagi para seniman tari, gandrung ini akan terus lestari, dan juga akan memudahkan bagi wisatawan yang penasaran ingin melihat proses Meras Gandrung.

Taman Gandrung Terakota merupakan destinasi wisata sekaligus situs budaya yang memiliki sekitar seribu patung penari gandrung yang berbahan dasar gerabah (tanah liat) yang diletakkan di area persawahan di lereng Gunung Ijen.

Di akhir pertunjukan, para penari Gandrung mengajak penonton untuk menari bersama-sama di panggung pertunjukan. Mereka yang kebanyakan dari luar daerah sangat berantusias dalam menari bersama para penari Gandrung. (Ikhwan)

Editor: Vebriansyah

Tags
Anda Sedang Membaca:

Mengenal Tradisi Meras, Perjalanan Panjang nan Pedih untuk Menjadi Gandrung Paripurna

Share

APA REAKSI ANDA?

0 Sangat Suka

0 Suka

0 Tertawa

0 Flat

0 Sedih

0 Marah

ADVERTISEMENT