Melihat Tadarus Al-quran Raksasa di Banyuwangi, Perlu 2 Orang Untuk Membalik Setiap Halamannya

29 Maret 2023 06:44

Banyuwangi, SJP - Tadarus Al-quran menjadi salah satu ibadah yang rutin dilakukan oleh umat muslim di bulan ramadan.
Tadarus dapat dilakukan secara mandiri atau beramai-ramai membaca mushaf dengan cara estafet.
Di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi tadarus menjadi kian menarik karena mushafnya berukuran raksasa.
Ukurannya 1,5 meter x 2 meter. Hurufnya pun jumbo, yakni sebesar 100 cm x 165 cm.
Bobotnya mencapai 4 kwintal. Untuk membalik satu halaman perlu dua orang untuk mengerjakannya.
Sama seperti tadarus pada umumnya, Al-quran ini dibaca seusai salat Tarawih. Di momen ini jamaah antusias menyimaknya.
Tidak semua jamaah diperbolehkan membaca Al-quran jumbo ini. Hanya bagi mereka yang sudah terbiasa membaca Al-quran raksasa ini yang diizinkan.
Meski sudah lancar membaca Al-quran ukuran umumnya, belum tentu mereka juga lancar membaca Al-quran ini.
Sebab ukuran hurufnya besar, jika tidak terbiasa mata pun sulit untuk menjangkau lebarnya kertas Al-quran ini.
Sekretaris Umum Yayasan Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi, Iwan Aziez Siswanto mengatakan, tidak ada yang membedakan dengan tadarus pada umumnya. Hanya saja perbedaan ukuran Al-Qur'an yang dibaca.
Namun, tidak banyak masyarakat yang diizinkan untuk membaca Al-Qur'an raksasa ini, lantaran meskipun dengan ukuran teks atau huruf sebesar 100 cm x 165 cm banyak jemaah yang masih kesusahan.
"Disamping sudah mahir dalam Makhraj dan Tajwid, juga lantang suaranya, jadi tidak semua orang bisa membaca tapi semua bisa menyimak," katanya, Selasa (28/3/2023).
Iwan menyebut setiap harinya ada 7 orang atau Qori yang bergantian membaca Al-quran ini. Salah satunya juga seorang Kufat atau Hafidz.
Saat mulai pembacaan, biasanya ke 7 orang ini berbagi peran. Satu orang membaca, dua orang bertugas sebagai pembalik halaman dan sisanya menyimak.
"Jadi dari 7 qori Al-quran raksasa ini, 1 qori ngaji, 2 qori penggeblat atau bagian membalikkan halaman Al-quran supaya tidak robek dan qori sisanya nyimak dengan tenang," ujar Iwan
Per malam kurang lebih ada 3 juz yang dibaca oleh para Qori. Terkadang selama bulan Ramadan para Qori bisa mengkhatamkan Al-quran tersebut sebanyak 2 kali.
Iwan bercerita Al-quran ini sudah berusia 13 tahun. Terhitung sejak diwakafkan oleh Pemkab Banyuwangi pada tahun 2010. Selama itu pula tadarus Al-quran raksasa dimulai.
Al-quran raksasa ini diwakafkan kepada Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi yaitu 27 Ramadan 1431 Hijriyah atau Ahad, 5 September 2010.
Al-quran ini ditulis tangan oleh Drs. H. Abdul Karim, yang bertempat tinggal di Dusun Kebunrejo, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi.
Dia merupakan salah seorang pensiunan Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Genteng. Dia merupakan seniman kaligrafi.
Dalam sejarahnya, Al-quran yang diwakafkan di Masjid Agung Baiturrahman ini adalah karya ke tiga dari Abdul Karim.
Abdul Karim memulai penulisan pada 1 Februari 2010. Dalam proses ini sebanyak 32 dus spidol dan 40 dus tinta.
Untuk kertasnya pun tidak sembarangan. Kertasnya didatangkan khusus dari Jepang.
Kurang lebih mushaf raksasa ini selesai dikerjakan selama selama 6 bulan. Menghabiskan total anggaran dari Pemerintah Banyuwangi sebanyak Rp 183.850.000. (*)
Penulis: Mohammad Ikhwan
Editor: Doi Nuri
Tags
Melihat Tadarus Al-quran Raksasa di Banyuwangi, Perlu 2 Orang Untuk Membalik Setiap Halamannya
APA REAKSI ANDA?
0 Sangat Suka
0 Suka
0 Tertawa
0 Flat
0 Sedih
0 Marah