Jumat, 22 September 2023
Lifestyle

Jaran Jenggo Lamongan Resmi Menjadi Warisan Budaya Tak Benda

profile
Atmo

07 September 2023 16:30

1.4k dilihat
Jaran Jenggo Lamongan Resmi Menjadi Warisan Budaya Tak Benda
Atraksi Uri-uri budaya seni tradisional Jaran Jenggo Asal Lamongan (Foto : Atmo/SJP)

Kabupaten Lamongan, SJP- Sepekan ini, kesenian tradisional 'Jaran Jenggo' dari Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan telah resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada 1 September 2023 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Lamongan Siti Rubikah menuturkan, jaran jenggo memenuhi kriteria nilai yang menonjol atau luar biasa, pendukungnya jelas, terdapat upaya pelestarian dari pemerintah daerah setempat, dan memiliki usia minimal 50 tahun.

"Jaran jenggo termasuk kesenian yang dominan pada seni pertunjukan ini, telah memenuhi syarat dari penetapan WBTB. Sebenarnya sudah diajukan sejak 2021 dan baru ditetapkan tahun ini," terang Siti Rubikah kepada suarajatimpost.com, Kamis (7/9/2023).

Saat ini di Kabupaten Lamongan tercatat ada 4 paguyuban yang eksis melestarikan jaran jenggo. Salah satunya ialah jaran jenggo Aswo Kaloko Joyo. 

Minimnya jumlah tersebut dikarenakan faktor penggunaan hewan kuda hidup sebagi objek keseniannya. Sehingga tidak semua masyarakat mampu memelihara kuda dan menjadi jenggo (pemelihara) yang maksimal.

"Sampai saat ini ada 4 jenggo di Kabupaten Lamongan. Maestro yang kemarin mewakili WBTB ialah Anas Tohir," beber Siti Rubikah.

Karena minimnya regenerasi pada kesenian jaran jenggo, Pemerintah Kabupaten (Pemkab )Lamongan bersama Disparbud Kabupaten Lamongan mengajuan WBTB pada jaran jenggo. Yang mana bertujuan sebagai pengingat sekaligus pendorong agar suatu karya budaya bisa terus eksis dan dilestarikan.

Kesenian atraktif yang memiliki ciri khas kuda dan musik jedhor ini mengalami perkembangan dari generasi ke generasi dalam suatu tradisi atau kearifan lokal. Seperti gerak iringan, tata busana, tata rias, tata lampu, properti dan pola lantai.


Struktur penyajian jaran jenggo terdiri dari persiapan ritual saat mempersiapkan rias manten (anak laki-laki yang baru dikhitan), dilanjut sungkem kepada orang tua, lalu pawang melakukan prolog pada pengantin sunat, kemudian prosesi arak-arakan dan pertunjukan tari dan atraksi jaran jenggo. 

"Kesenian ini juga terdapat kebaharuan sesuai perkembangan zaman, namun hal tersebut tidak mengurangi nilai kebudayaannyaa," terang Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Kabupaten Lamongan Purnomo.

Jaran jenggo ini biasanya didelegasikan untuk tampil pada hari-hari besar, menjadi duta budaya mewakili Lamongan, kesenian daerah, festival seni dan event daerah.

Selanjutnya Purnomo menjelaskan terkait fungsi kesenian jaran jenggo, yakni dari sisi ritual, hiburan, dan edukatif.

"Jaran jenggo memiliki ragam fungsi dalam penampilannya. Mulai dari pemenuhan nazar, penghormatan kepada roh leluhur atau nenek moyang, tontonan bagi masyarakat dan fungsi sebagai pendidikan," pungkasnya. (*)

Pewarta : Atmo
Editor : Queen Ve

Tags
Anda Sedang Membaca:

Jaran Jenggo Lamongan Resmi Menjadi Warisan Budaya Tak Benda

Share

APA REAKSI ANDA?

0 Sangat Suka

0 Suka

0 Tertawa

0 Flat

0 Sedih

0 Marah

ADVERTISEMENT