Jumat, 29 September 2023
Kesehatan

1.419 Balita Mengalami Stunting di Kota Batu, Begini Penjelasan Dinkes

profile
Michel Sima

07 September 2023 09:00

1.4k dilihat
1.419 Balita Mengalami Stunting di Kota Batu, Begini Penjelasan Dinkes
Pemberian vaksin rotavirus mencegah stunting oleh dinkes Kamis (7/9/2023) (Foto : michel sima/SJP)

Kota Batu, SJP - Pemerintah Kota Batu, sedang giat melakukan upaya percepatan dalam menangani angka stunting di daerah tersebut. Fenomena stunting saat ini menjadi sorotan serius pemerintah daerah setempat.

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Batu, dr Yuni Astuti mengatakan, hingga triwulan kedua angka prevalensi stunting di Kota Batu mencapai 13,2 persen, mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan Agustus 2022 yang sebesar 13,9 persen.

"Keberhasilan ini merupakan hasil dari sejumlah intervensi yang telah dijalankan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Batu dalam upaya penanggulangan stunting tahun 2023," kata dia.

"Dari 13,2  persen sebanyak 1.419 balita terdampak di Agustus tahun ini dan sebanyak 1.610 balita dari 13,9 persen yang mengalami stunting," tambahnya.

Dia menjelaskan Pemerintah Kota Batu telah melakukan beberapa langkah intervensi guna mengurangi angka stunting, di antaranya memberikan tablet penambah darah kepada remaja putri.

"Selain itu, program SMART CATIN (Sehat Mental Agama Reproduksi Terpadu Calon Pengantin) juga dijalankan, yang melibatkan pemeriksaan fisik dan laboratorium serta pendampingan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin," jelasnya.

Pemerintah Kota Batu juga melakukan pendampingan intensif terhadap ibu hamil sebagai bagian dari usaha pencegahan stunting pada bayi. Semua aspek pertumbuhan dan perkembangan balita, termasuk pemantauan status gizi dan pemberian imunisasi, menjadi fokus utama.

"Tak hanya itu, penerapan konsep Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) juga menjadi bagian integral dari strategi yang dijalankan untuk meningkatkan akses terhadap sanitasi dasar dalam upaya mengatasi stunting," ungkapnya.

Menurutnya, penyebab terjadinya stunting ada beberapa alasan seperti faktor gizi ibu hamil, bayi lahir prematur, bayu dengan Berat badan lahir rendah (BBLR), Kekurangan Gizi Kronis karena Pola makan yang tidak benar, Pengasuhan yg tidak baik, Kondisi penyakit tertentu/penyerta pada ibu dan bayi, Merokok di dalam rumah lingkungan dan sanitasi yang tidak baik

"Kami mengimbau agar membantu memantau timbang anak dan meningkatkan balita yang datang timbang ke posyandu, ikut memantau balita stunting sebelum usia 2 th, berikan olahan makan protein hewani pada makanan pendamping ASI (MP ASI), berikan ASI, PHBS, Memakai jamban sehat, akses air bersih dan sanitasi," terangnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Pengendalian Penduduk, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Batu, Aditya Prasaja mengatakan tindakan pencegahan untuk mengurangi angka stunting menjadi sangat penting dan mendesak dilakukan.

"Salah satu kunci dalam menghindari pertumbuhan stunting pada bayi, khususnya di Kota Batu, adalah memusatkan perhatian pada asupan nutrisi bayi usia 1-8 bulan," ujarnya.

"Dalam upaya mengatasi stunting, kerja sama yang solid dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak, termasuk berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Batu, menjadi krusial dan sangat dibutuhkan," tambahnya

Dia menegaskan partisipasi aktif dari semua pihak sangatlah penting dalam menerapkan langkah-langkah preventif dan intervensi yang bertujuan untuk mencapai penurunan angka stunting yang lebih signifikan di Kota Batu.

"Demi memberikan masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda, Pemerintah Kota Batu berkomitmen untuk meningkatkan dan melaksanakan program-program yang efektif guna mengurangi angka stunting di wilayah tersebut," tandasnya. (*)

Pewarta : Michel Sima
Efitor : Queen Ve

Tags
Anda Sedang Membaca:

1.419 Balita Mengalami Stunting di Kota Batu, Begini Penjelasan Dinkes

Share

APA REAKSI ANDA?

0 Sangat Suka

0 Suka

0 Tertawa

0 Flat

0 Sedih

0 Marah

ADVERTISEMENT