Tradisi Halal Bihalal, Ini Sejarahnya!

21 April 2023 07:42

Kota Malang, SJP - Umat muslim akan merayakan hari kemenangan, hari raya idul fitri 1 Syawal 1444 H.
Ada tradisi atau budaya yang tidak bisa dilewatkan dalam perayaan hari raya yang juga dikenal dengan "lebaran" tersebut.
Tradisi yang dimaksud adalah halal bihalal, atau saling maaf memaafkan pada seusai gelaran salat ied hingga beberapa hari pasca itu.
Tradisi halal bihalal bertujuan untuk menjalin silaturahmi dengan saling memaafkan.
Meskipun istilah tersebut berasal dari bahasa Arab, namun tradisi ini disebut lahir dari masyarakat Indonesia sendiri.
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), halal bihalal adalah hal maaf-memaafkan setelah menunaikan ibadah puasa Ramadan.
Biasanya kegiatan diadakan sekelompok orang di auditorium atau aula. Halal bihalal juga didefinisikan sebagai silaturahmi.
Sejarah halal bihalal di Indonesia sendiri ada beberapa versi, salah satunya adalah pendapat bahwa tradisi ini bermula pada 1948, kala Indonesia baru berdiri dan dilanda gejala disintegrasi bangsa di berbagai bidang.
Hal ini dikutip dari Ensiklopedi Islam Nusantara Edisi Budaya di mana Ali Mashar mengatakan bahwa istilah halal bihalal dipercaya merupakan istilah yang diciptakan oleh Kiai Abdul Wahab Chasbullah, salah seorang kiai Nahdlatul Ulama.
Pendapat ini merujuk pada tulisan Masdar Farid Mas'udi, salah satu Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Hal tersebut juga selaras dengan yang disampaikan oleh Wakil Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM) PBNU, Ahmad Basarah.
"Tradisi halal bihalal pertama kali ada pada tahun 1948. Salah satu yang mengenalkan istilah halal bihalal adalah Presiden pertama RI, Soekarno. Tujuannya adalah untuk mendamaikan para elit bangsa yang bertikai satu sama lain," ujar pria yang juga menjadi Wakil Ketua MPR RI tersebut.
Memang pada saat itu, di mana usia Indonesia yang baru 3 tahun merdeka, terjadi banyak perseteruan di antara elit politik seperti pemberontakan DI/TII maupun Partai Komunis Indonesia (PKI).
Selain itu juga ada kekhawatiran tentang Indonesia yang baru seumur jagung merdeka, tapi masih berurusan dengan agresi militer Belanda.
"Maka di kondisi itu, Kiai Abdul Wahab Chasbullah, memberi saran kepada Bung Karno untuk mempertemukan para pemimpin dalam satu forum, yang diberi nama halal bihalal," tambahnya.
Sejak saat itu istilah halal bi halal yang dilaksanakan 1 syawal 1948 pertama kali diadakan di istana negara menjadi tradisi yang diikuti oleh para jajaran pemerintahan di bawah Presiden Soekarno sampai menjadi tradisi hingga hari ini.
Dalam versi yang lain, menurut sebuah sumber yang dekat dengan Keraton Surakarta, tradisi halal bihalal berawal dari ide KGPAA Mangkunegara I atau yang dikenal dengan Pangeran Sambernyawa.
Kala itu, untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran, dan biaya, setelah salat Idul Fitri Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan antara raja dan para punggawa serta prajurit secara serentak di balai istana.
Semua punggawa dan prajurit kemudian melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri dengan tertib.
Dalam budaya Jawa, sungkem merupakan lambang penghormatan dan permohonan maaf, utamanya ini dilakukan kepada orang yang lebih tua.
Inilah yang kemudian menjadi salah satu cikal bakal tradisi halal bihalal yang ada di Indonesia. (**)
Pewarta: Donny Maulana
Editor: Doi Nuri
Tags
Tradisi Halal Bihalal, Ini Sejarahnya!
APA REAKSI ANDA?
0 Sangat Suka
0 Suka
0 Tertawa
0 Flat
0 Sedih
0 Marah