Senin, 02 Oktober 2023
Peristiwa Daerah

Perjuangan Hidup Mbah Tini, Tuna Netra Sebatangkara yang Tetap Tegar Berjualan Kerupuk di Pinggir Jalan

profile
Ryan Ramadhan

29 Agustus 2023 12:00

1.6k dilihat
Perjuangan Hidup Mbah Tini, Tuna Netra Sebatangkara yang Tetap Tegar Berjualan Kerupuk di Pinggir Jalan
Mbah Tini bersama seorang pembeli yang dengan sukarela menemani Mbah Tini untuk berjaga dagangan kerupuknya (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Sutini atau akrab disapa Mbah Tini, seorang lansia tunanetra berumur 67 tahun yang tetap tegar berjuang melanjutkan hidupnya, dengan berjualan kerupuk di pinggir jalan tepatnya di Jalan Penjaringan Sari dekat Graha YKP, Surabaya.

Setiap pagi pukul 05.30 WIB, Mbah Tini sudah dijemput oleh pegawai usaha kerupuk untuk berangkat dari rumah kosnya di daerah Medayu Utara, untuk mulai menjaga dagangan kerupuknya hingga dijemput kembali di kisaran pukul 17.00 WIB.

Mbah Tini bekerja di bawah perusahaan produsen kerupuk yang dulu menawarinya untuk bekerja. Keuntungan yang didapat oleh Mbah Tini hanya Rp 1.000 per penjualan kerupuk. 

"Keuntungan cuma seribu, itu pun masih rawan pembeli yang tidak jujur, bilangnya memberi uang Rp 10.000 ternyata cuma Rp 1.000. Ada juga yang tidak bilang dan langsung lari membawa kerupuknya," jelas Mbah Tini kepada suarajatimpost.com.

Kerugian seperti itu kadang ditanggung dengan potongan gaji, namun Mbah Tini masih tetap diberikan tempat untuk bekerja di bawah usaha kerupuk tersebut.

"Kadang ada temen, atau pembeli yang secara sukarela mau nemenin saya, dari sekedar ngobrol hingga bantu menghitung jumlah kembalian," lanjut Mbah Tini.

Mbah Tini dulunya memiliki pengelihatan yang normal dan sebelum bekerja sebagai pedagang kerupuk, dulu Mbah Tini merupakan seorang pekerja serabutan yang kadang berjualan sayur dan bahan makanan lainnya.

"Saya buta bukan dari lahir, namun dulu saya sempat mengalami kecelakaan kerja dan tertimpa atap," Jelas Mbah Tini mengenai penyebab kondisi fisiknya saat ini.

Setelah kecelakaan itu, Mbah Tini mengaku pernah diculik oleh seseorang yang mengaku akan menampungnya dengan ditawari tempat tinggal dan tempat untuk beribadah, namun ternyata orang tersebut menyuruh Mbah Tini untuk mengemis.

Sampai akhirnya Mbah Tini sempat ditinggalkan di jalan, dan akhirnya bertemu dengan seseorang yang menawarkan tempat tinggal di rumah kosnya sekarang. Tetangganya disanalah yang menawarkan untuk berjualan kerupuk.

Mbah Tini juga sudah pernah ke dokter dan telah melakukan operasi mata hingga 2 kali. Namun sekarang Mbah Tini sudah tidak mau lagi karena merasa operasi itu menyakitkan dan dampaknya tidak sebanding dengan rasa sakit dan persyaratan yang masih berbelit.

Mbah Tini mengaku sudah berulang kali dimintai data oleh pihak pemerintahan Kota Surabaya, namun Mbah Tini belum merasakan bantuan yang berarti hingga sekarang.

"Dulu saya masih sering mendapatkan beras, tetapi akhir-akhir ini saya juga tidak tahu kenapa bantuannya berhenti, kira-kira dari 3 bulan yang lalu," lanjut Mbah Tini bercerita perihal bantuan dari pemerintah.

Mbah Tini juga sempat ditawarkan untuk masuk ke penampungan lansia, namun menolak karena merasa tidak mau menggantungkan hidupnya ke orang lain dan juga karena adanya trauma akibat kasus penculikannya dahulu.

Mbah Tini berharap adanya bantuan nyata dari pemerintah setempat untuk disediakan tempat tinggal seperti rumah susun (Rusun) dan modal untuk bisa berjualan sendiri di rumah. (*)

Pewarta: Ryan Ramadhan

Editor: Queen Ve

Tags
Anda Sedang Membaca:

Perjuangan Hidup Mbah Tini, Tuna Netra Sebatangkara yang Tetap Tegar Berjualan Kerupuk di Pinggir Jalan

Share

APA REAKSI ANDA?

0 Sangat Suka

0 Suka

0 Tertawa

0 Flat

0 Sedih

0 Marah

ADVERTISEMENT