Jumat, 22 September 2023
Lifestyle

Filosofi Mancing, Warga Madiun : Melatih Kesabaran dan Bersyukur

profile
Antok Setiyo Wibowo

29 Agustus 2023 10:30

1.6k dilihat
Filosofi Mancing, Warga Madiun : Melatih Kesabaran dan Bersyukur
Kakek Sapto, sedang memancing di kolam pemancingan (Foto : Antok/SJP)

Kota Madiun, SJP - Bahagia itu sederhana. Ungkapan itu bukan hal baru dan sudah sering didengar. Ketika memiliki hobi dan bisa menyalurkan, tentu sudah terlihat, betapa bahagia itu bisa dirasakan.

Tak terkecuali bagi mereka yang memiliki hobi memancing. Meski tengah malam, berada di tengah area persawahan, mereka bisa menikmati, bagaimana seni memancing itu.

Demikian gambaran sepintas tentang Sapto (68) warga Kelurahan Tawangrejo, Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun. Memang usianya sudah kepala 6, tetapi kakek dengan lima cucu ini tetap senang menyalurkan hobi memancingnya.

Meski jarum jam sudah menunjuk angka 01.30 WIB, kakek ini tetap setia memegangi joran pancingnya.

"Sudah dari kecil saya memang suka memancing," kata Sapto ditemui di tempat pemancingan Kelurahan Kelun, Selasa (29/8/2023) dini hari.

Menurut Sapto, dari kegiatan memancing ikan itu banyak yang bisa dipelajari, bukan hanya tentang melatih kesabaran seperti yang sering didengar.

"Biasanya orang bilang memancing itu melatih kesabaran, tapi kalau menurut saya, bukan hanya melatih sabar, tetapi juga melatih bersyukur," katanya.

Sapto pun terus menyambung pembicaraannya. Dikatakan, dapat atau tidak dapat ikan, itu bukan si pemancing yang menentukan.

"Bisa dapat bisa tidak, itu bukan kita yang menentukan. Lalu dapat besar atau kecil, itu juga bukan kita yang menentukan. Disitulah pelajaran sabar dan syukur itu," jelasnya.

Waktu semakin larut, angin pun bertiup lebih kencang dari sebelumnya. Namun Kakek Sapto masih terus memancing dengan sesekali mengganti umpan.

Sambil menyiapkan umpannya, Sapto mengatakan pula bahwa rejeki manusia itu sudah ada yang mengatur, intinya bagaimana seorang manusia itu terus berusaha dan menjalani sesuai aturan agamanya masing masing.

"Rejeki itu sudah ada yang ngatur, kalau belum dapat rejeki ya lihat diri kita, apa sudah teratur apa belum. Seperti memancing ini, tugas kita berusaha sebaik-baiknya, memasang umpan, mencari posisi atau tempat yang pas, soal hasil ya kita tidak bisa menentukan," lanjutnya.

Sementara itu, beberapa pemancing lain ditempat ini mengaku senang bila memancing bersama kakek Sapto. Karena sambil memancing, mereka banyak mendapat ilmu tentang hidup.

Saat jam menunjuk angka 02.00 WIB, kakek Sapto mulai berkemas untuk pulang.

"Besok pagi ke sawah, ya mau istirahat dulu. Ini tadi mulai jam 23.00 wib, tapi belum dapat apa-apa, ya tidak apa-apa," ucapnya sambil beranjak meninggalkan kolam pemancingan, dan menyapa teman-temannya yang masih asik memancing.

Setelah Sapto pulang, terlihat masih ada sekitar 15 orang yang masih memancing. Beberapa juga terlihat baru datang di lokasi pemancingan ini.

Kolam pemancingan di lokasi Lapak Kelurahan Kelun, Kecamatan Kartoharjo Kota Madiun ini, boleh dibilang tidak pernah sepi pengunjung. Bahkan yang datang bukan hanya warga sekitar, tapi juga dari daerah lain baik di kota maupun kabupaten Madiun. (*)

Pewarta : Antok SW
Editor : Queen Ve

Tags
Anda Sedang Membaca:

Filosofi Mancing, Warga Madiun : Melatih Kesabaran dan Bersyukur

Share

APA REAKSI ANDA?

0 Sangat Suka

0 Suka

0 Tertawa

0 Flat

0 Sedih

0 Marah

ADVERTISEMENT