Kamis, 08 Juni 2023
Peristiwa Daerah

Lima Jurnalis Jadi Korban Premanisme Saat Penyegelan IBIZA Diskotik Surabaya

profile
jefri

21 Januari 2023 21:19

1.8k dilihat
Lima Jurnalis Jadi Korban Premanisme Saat Penyegelan IBIZA Diskotik Surabaya
Saat kejadian aksi pemukulan sempat diabadikan saksi korban pewarta foto di lokasi kejadian. Sabtu (21/1/2023). (SJP)

SURABAYA – Aksi premanisme dan intimidasi dibarengi pemukulan fisik terjadi dan menimpa lima  jurnalis saat menjalankan tugas peliputan rencana penyegelan tempat Rekreasi Hiburan Umum (RHU) IBIZA diskotik Surabaya, Jumat 20 Januari 2023 di jalan Simpang Dukuh 38-40 Surabaya.

Adapun nama lima jurnalis media masing-masing diantaranya, Firman (INews.id) Anggadia (beritajatim.com) dan M. Rofik (lensaindonesia.com), Ali (Pewarta Foto INews.id) beserta Didik (Pewarta Foto LKBN Antara) menjadi korban aksi brutal preman kawasan RHU tersebut.

Diketahui salah satu korban, M. Rofiq mengatakan, peristiwa pengeroyokan tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Ketika itu Satpol PP Jawa Timur (Jatim), hendak menyegel sebuah tempat hiburan malam atau dikenal RHU.

Diberitakan santer media sebelumnya, tempat RHU ini jadi sarang peredaran narkotika dan belum adanya izin operasional secara lengkap untuk penuhi update verifikasi administrasi kepada pihak pemkot Surabaya.

"Saat menjalankan tugas peliputan itulah, kami berlima jadi sasaran korban pemukulan belasan oknum preman orang di sekitaran lokasi kejadian tempat hiburan malam diskotik IBIZA di Jalan Simpang Dukuh," ujar Rofik yang terlibat langsung kontak fisik pemukulan dari pelaku aksi premanisme.

Kronologis kejadian,

Dari informasi  akan ada kegiatan Bantib (Bantuan Penertiban) penyegelan dan penindakan atas dugaan dan laporan terkait belum adanya izin  operasional club IBIZA yang berlokasi di Jalan Simpang Dukuh 38-40 Surabaya dilakukan oleh Satpol PP Pemrov Jatim dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Jatim.

Saat kejadian, Rofik menceritakan bermula ada seorang perempuan yang tidak diketahui identitasnya, berada di lokasi RHU dimaksud.

Perempuan itu meminta Rofik untuk naik ke lantai lima. Perempuan itu berbicara dengan nada tinggi perintahkan temui orang bernama Wahyu.

"Rencana kami hanya ingin melakukan wawancara secara doorstop (mau menanyakan apa yang dilakukan di dalam secara dadakan). Disaat itulah ada seorang perempuan tak dikenal langsung dengan nada tinggi menyuruh naik ke lantai lima temui Wahyu menunjukkan ekspresi wajah terganggu dan marah-marah. Kami menolaknya, dan langsung kembali menuju warung kopi depan lokasi RHU sambil menunggu informasi perkembangan lanjutan hasil pertemuan petugas satpol PP dengan pihak menagement RHU dimaksud," 
terang Rofik.

Sementara Didik bertugas sebagai pewarta foto LKBN Antra mengaku didatangi 3 orang tiba-tiba langsung menutup lensa kamera yang akan dipergunakan mengabadikan gambar saat aksi pemukulan kepada rekan Rofik dari sejumlah oknum tak dikenal di tempat sama.

"Yang saya ingat waktu kejadian ada 3 orang melarang saya memotret kejadian. Secara reflek, orang 3 tersebut menutup lensa kamera saya memakai telapak tangan agar tidak melanjutkan pengambilan gambar. Masukan, masukan kembali kameramu, gak usah photo-photo segala," ucap Didik menirukan hardikan orang tak dikenal dimaksud di lokasi kejadian.

Lalu, Didik juga sempat menerima pukulan helm yang mendarat di bagian pergelangan lengan tangan kanan oleh orang yang sama saat mendekati sepeda motor.

"Saat larangan itu juga, saya ditendang mengenai lutut kaki kanan. sampai sekarang masih nyeri terasa. Kalo soal helm terkena bagian tangan dan lengan kanan saya sudah tak ingat, yang tau malah kawan-kawan lain (sesama profesi jurnalis,red) yang mengalami hal sama," ingatnya saat diwawancarai usai laporan SPKT ke Mapolrestabes Surabaya Jumat malam.

Sementara pengakuan Angga dan Firman saat berada di gedung mendengar ada keributan terjadi menimpa  Rofiq ketika di warung dan langsung menghampiri hendak melerainya.

Namun yang terjadi, sebut Angga justru turut jadi korban aksi pemukulan di bagian kepala belakang, wajah, pinggang bagian belakang kanan, hingga pelemparan kursi dan injakan kaki pada paha dan betis berulang kali.

"Kejadian begitu cepat, waktu saya (Angga,red) dan Firman berada di gedung berbagi tugas untuk standby (bersiap-siap) lakukan wawancara doorstop untuk berikan kabar ke Rofik, mas Didik dan mas Ali, tiba-tiba langsung menerima pukulan beruntun berawal dari larangan laukan peliputan terkait penyegelan diskotik tersebut," beber Angga.

Sementara itu, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Mirzal Maulana membenarkan pelaporan penganiayaan terkait penghalangan tugas jurnalis. Dan bahkan telah didampingi oleh Resmob.

"Nah ini kan tadi mereka menginformasikan, sedang laporan di Polrestabes bagian SPKT. Saya minta didampingi Resmob, hari ini dilakukan pemeriksaan pendalaman ungkap siapa pelakunya, berdasarkan keterangan bukti yang disampaikan rekan jurnalis" pungkasnya kepada media saat dilakukan wawancara terhubung ponsel aktif, Sabtu (22/01/2023). (Tim Redaksi)

Editor: Doi Nuri 

Tags
Anda Sedang Membaca:

Lima Jurnalis Jadi Korban Premanisme Saat Penyegelan IBIZA Diskotik Surabaya

Share

APA REAKSI ANDA?

0 Sangat Suka

0 Suka

0 Tertawa

0 Flat

0 Sedih

0 Marah

ADVERTISEMENT