Penyakit LSD Intai Ternak, Kepala Puskeswan Kencong Jember Berbagi Tips
Lumpy Skin Disease adalah jenis penyakit disebabkan oleh hewan seperti halnya lalat, nyamuk dan hewan lain yang membawa penyakit pada saat menggigit ternak.
Kabupaten Jember SJP- Peternak sapi di Kabupaten Jember perlu waspada setelah terkena badai penyakit mulut dan kuku, saat ini mereka harus berjuang lagi melawan penyakit kulit pada ternak.
Meski penyakit tersebut tidak lebih parah dari penyakit mulut dan kuku, jika penanganan lambat akan berdampak kepada kematian pada ternak terutama sapi.
Penyakit yang sedang menjangkit ternak sapi ini bernama LSD, (Lumpy Skin Disease), yaitu jenis penyakit disebabkan oleh hewan seperti halnya lalat, nyamuk dan hewan lain yang membawa penyakit pada saat menggigit ternak.
Dampaknya yaitu, sapi bisa kurang nafsu makan, dan benjol benjol di kulit. Jika tidak segera ditindak lanjuti dan pemberian nutrisi dan vitamin, sapi bisa kurus dan akhirnya berdampak kematian.
Menyikapi kasus ini, Drh Dwi Astalia Zuanita Kepala Puskeswan Kencong dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan kabupaten Jember sampaikan edukasi penting untuk kelompok ternak.
"Kami terus melakukan edukasi kepada kelompok ternak.Untuk Kecamatan Kencong sendiri yang terdampak penyakit LSD tersebut memang merata, untuk kasus kematian ternak karena dampak penyakit ini ada, namun tidak separah penyakit kuku dan mulut," kata Drh Dwi, Minggu (24/3).
Ditanya lebih lanjut terkait penyebab penyakit LSD, ia membeberkan upaya dari dinas serta imbauan penting untuk peternak .
"Penyakit ini disebabkan oleh gigitan hewan, bisa dari nyamuk, lalat dan juga hewan lain yang membawa penyakit yang sebabkan gatal dan benjol, serta ternak merasakan badan demam. Upaya kami mengedukasi dan memberikan suntikan kepada sapi yang terjangkit. Kami imbau peternak jangan panik, hubungi kami petugas, dan sapi diberikan vitamin yang pas, dan jaga kebersihan kandang dan penyemprotan dinsinfektan," jelasnya.
Sementara itu, Rohmad Nur,(45) peternak sapi asal Kecamatan Kencong turut sikapi hal ini.
"Penyakit ini kami anggap biasa pak, karena lebih parah penyakit mulut dan kuku. Punya saya sehat, saya jaga kandang dengan bersih itu yang utama, dan sapi saya kasih vitamin dan jamu dari rempah rempah yang pahit," ucap pria yang sedang membesarkan dua ekor sapi tersebut.
Ia juga memberi saran kepada pemilik sapi yang terjangkit.
"Jangan bingung lalu sapi dijual dengan harga murah. Lebih baik langsung konsultasi ke dokter hewan jika sapi terkena penyakit ," katanya.(*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?