Setengah Jalan Kota Batu Belum Miliki Sertifikat

Kota Batu, SJP - Dari total 375 kilometer jalan di Kota Batu, 172,4 kilometer diantaranya masih dalam proses sertifikasi. Artinya masih sekitar 50 persen sisanya belum memiliki sertifikat.

Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Bina Marga DPUPR Kota Batu Eko Setiawan ketika dikonfirmasi pada Kamis (18/1/2024).

"Dari 172,4 kilometer itu ada sekitar 500 lebih bidang tanah yang telah berproses dan telah dikerjakan pada 2022 lalu oleh BKAD," urainya.

Menurutnya, sisa program tersebut masih menunggu anggaran untuk dirampungkan. Mengingat sertifikasi tanah dibawah jalan memiliki tujuan untuk melindungi fungsi sosial sebagai sarana transportasi darat, sebagaimana telah diatur dalam UU Jalan.

“Seluruh sertifikasi aset tanah di bawah jalan punya arti penting. Salah satunya sebagai upaya untuk mengamankan aset negara, dalam hal ini adalah aset Pemkot Batu,” terangnya.

Tak hanya itu saja, sertifikasi aset tanah di bawah jaringan jalan termasuk ruang milik jalan (Rumija), aset tanah sempadan sungai/irigasi dan aset tanah dibawah jembatan juga sangat penting dilakukan.

Karena berfungsi sebagai pengaman aset negara, juga akan memberikan kepastian hukum yang jelas dan tegas terhadap investasi-investasi yang masuk ke Kota Batu.

Terlebih, juga terdapat peraturan UU Pokok Agraria dan UU tentang jalan yang menyatakan sertifikasi tanah di bawah jalan, merupakan bentuk pembuktian bahwa jalan dengan ukuran tertentu telah dikuasai oleh negara.

“Setelah aset tanah di bawah jalan selesai disertifikasi. Kami berharap mampu kedepannya msmpu meningkatkan potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Batu seperti penggunaaan sempadan jalan untuk pemasangan jaringan utilitas. Contohnya kabel telepon, fiber optic, tiang reklame dan lainnya,” tandasnya. (*)

Editor : Rizqi Ardian