Rentan, Anak-Anak Korban Banjir di Mojokerto Butuh Trauma Healing
Mereka bersama keluarganya tidak bisa pulang ke rumah, lantaran rumah mereka masih terendam banjir hingga 100 sentimeter.
MOJOKERTO, SJP - Sejumlah anak-anak yang terdampak banjir di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto butuh trauma healing.
Mereka bersama keluarganya tidak bisa pulang ke rumah lantaran rumah mereka masih terendam banjir hingga 100 sentimeter.
Sebanyak 12 anak yang terlihat di lokasi posko pengungsian tampak jenuh dan murung. Karena cita-citanya untuk kembali ke rumahnya masih terus tertunda, akibat air yang belum juga surut.
Ida (28), salah satu pengungsi mengaku, anaknya yang berusia 3 tahun sudah tidak betah dengan kondisi seperti itu. Namun keadaan yang harus membuatnya kuat membujuk buah hatinya agar tidak rewel.
Sementara, Uswatun Hasanah, perawat yang bertugas di lokasi pengungsian Desa Tempuran menyebut, anak-anak memang butuh pendampingan khusus.
"Untuk anak-anak butuh pendampingan khusus sebenarnya. Hanya saja dengan keterbatasan, kita maksimalkan yang ada," ujarnya, saat diwawancarai Selasa (10/12/2024).
Perawat yang bertugas di posko kesehatan musala Desa Tempuran itu berpandangan, trauma healing bagi anak-anak dinilai penting dalam kondisi seperti saat ini.
Namun sayangnya, dia mengakui bahwa belum ada tim khusus untuk pendampingan trauma healing di posko pengungsian banjir.
"Pendampingan trauma healing belum ada. Kita butuh itu, harapannya ada," katanya, Selasa (10/12/2024).
Saat ini dengan berbagai keterbatasan, pihaknya sudah berupaya maksimal untuk memberikan hak kesehatan yang layak bagi pengungsi. Khususnya bagi anak-anak.
Menurutnya, kebutuhan bayi dan anak-anak merupakan hal krusial yang harus disiagakan. Sehingga perlu diprioritaskan.
"Kebutuhan bayi juga. Seperti pampers dan kebutuhan makanan bayi," tandasnya. (*)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?