Penuh Histori Sejarah, Gedung Kesenian Gajayana Malang Proses Revitalisasi
Gedung Kesenian Gajayana di Malang, yang kaya akan sejarah dan budaya, sedang dalam proses revitalisasi.
MALANG, SJP - Gedung Kesenian Gajayana di Malang, yang kaya akan sejarah dan budaya, sedang dalam proses revitalisasi. Bagi masyarakat Malang, gedung ini memiliki makna mendalam, bukan hanya sebagai bangunan, tetapi juga sebagai simbol pengalaman dan cerita seni yang berkelanjutan.
Didirikan pada awal tahun 1960-an, gedung ini menampilkan arsitektur khas yang mencerminkan gaya pada masanya, dengan desain fasad yang sebagian besar tetap dipertahankan meski fungsi dan pemanfaatannya telah berubah.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang saat ini tengah melakukan perbaikan pada gedung ini, dengan tetap menjaga fungsi utama gedung sebagai tempat pertunjukan seni.
"Di tahun ini, anggaran yang tersedia terbatas. Jika revitalisasi dilakukan secara menyeluruh, itu akan memerlukan dana besar, mengingat gedung ini merupakan cagar budaya. Oleh karena itu, kami akan melakukan revitalisasi secara bertahap," ujar Kepala Disdikbud Suwarjana ketika ditemui di Kantor Dinas pada (6/1/2025).
Namun, sejarawan FX Domini Hera memberikan pandangan bahwa revitalisasi gedung cagar budaya harus dilakukan dengan hati-hati. Menurutnya, perubahan pada bangunan asli tidak diperbolehkan, mengingat pentingnya menjaga nilai sejarah.
"Revitalisasi harus mempertahankan keaslian bangunan, tidak boleh mengubah struktur asli," ujar pria yang akrab disapa Sisco.
Untuk meningkatkan pengalaman pengunjung, Sisco juga menyarankan agar gedung ini dilengkapi dengan sebuah pojok sejarah. Ruang tersebut akan menceritakan sejarah Gedung Kesenian Gajayana, mulai dari masa awalnya dikelola oleh Ma Chung hingga saat ini, ketika gedung ini dikelola oleh pemerintah.
Dengan adanya ruang tersebut, pengunjung dapat memahami konteks sejarah dan budaya yang melatarbelakangi gedung ini.
Rencana perbaikan mencakup pembersihan interior, perbaikan atap, dan pemeliharaan lantai dua serta kursi. Anggaran sebesar Rp 200 juta telah disiapkan oleh Dsdikbud Kota Malang untuk perbaikan atap di tahun ini. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?