Polisi Probolinggo Periksa PKL Korban Pemalakan 'Agus Preman Kampung'

PROBOLINGGO, SJP - Upaya penyelidikan terkait dugaan penganiayaan dan praktik premanisme yang meresahkan PKL di kawasan Stadion Gelora Kraksaan terus berlanjut.

Terbaru, polisi memeriksa sejumlah pedagang. Sedikitnya ada delapan orang yang diminta untuk membuat laporan polisi.

Menurut keterangan Didik Tri Wahyudi, Ketua Paguyuban PKL mengatakan, mereka itu merupakan korban pemalakan si Agus.

“Ya karena itu, kami ini dipalak terus terusan sama si Agus, dua bulan terakhir ini,” katanya, Selasa (7/1/2025).

Awal permasalahan ini, masih menurut Didik, juga bermula dari tindakan Agus yang memalak pedagang setempat. Ketika itu ia meminta camilan senilai Rp 50 ribuan.

Karena belum ada pembeli, pedagang keberatan. Hingga terjadi cekcok dan keributan. Berujung kekesalan pedagang yang kemudian mengeroyok Agus.

“Sebelumnya sudah diamankan ke Polsek karena tak jauh dari lokasi kejadian. Tapi entah bagaimana dia kembali lagi dan tidak tahu siapa yang mengeroyok,” jelas Didik.

Didik tegaskan, kehadiran anggota paguyuban yang lain di Polsek, untuk memberikan dukungan. Selain itu sebagai desakan agar polisi menindak tegas aksi premanisme di kawasan itu.

Kanit Reskrim Polsek Kraksaan, Iptu Dj. Setyo menegaskan, pihaknya bakal bertindak adil. Sebab ada dua laporan yang masuk. Yakni dugaan penganiayaan terhadap si Agus, serta dugaan premanisme yang dilakukan Agus.

“Kami tetap akan melakukan penyelidikan, dan minta keterangan sejumlah saksi,” kata Iptu Setyo.

Sejauh ini sudah ada lima orang pedagang yang dimintai keterangan terkait dugaan premanisme tersebut.

Sebelumnya, seorang preman kampung babak belur diduga dihajar pedagang kaki lima yang geram lantaran sering dipalak oleh korban.

Istri korban yang tak terima, lapor polisi dengan dugaan penganiayaan. Begitu pula paguyuban PKL, yang tak terima jadi obyek pemalakan, juga geruduk Polsek Kraksaan. (*)

Editor : Rizqi Ardian