Mirip Janji Khofifah, Gus Barra akan Fokus Atasi Banjir di 100 Hari Kerjanya
Usai ditetapkan sebagai bupati Mojokerto terpilih, Gus Barra akan segera bentuk tim khusus penanganan banjir
MOJOKERTO, SJP – Setelah ditetapkan sebagai bupati terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mojokerto pada Kamis (9/1/2025) lalu, Muhammad Albarra atau Gus Barra berjanji akan fokus pada penanganan banjir.
Penanganan banjir disebut sebagai program prioritas dalam 100 hari kerja pertamanya sebagai bupati Mojokerto. Tim khusus akan dibentuk. Karena untuk saat ini, penanganan banjir dianggap sebagai persoalan yang paling mendesak untuk segera diselesaikan.
“Kami akan berdiskusi dengan tim untuk menentukan langkah seratus hari ke depan. Fokusnya banyak. Baik di bidang pendidikan, maupun kesehatan. Yang paling mendesak adalah masalah banjir,” ucap Gus Barra, Sabtu (11/1/2025).
Dia akan segera berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan beberapa pihak, agar persoalan banjir segera teratasi. Pihaknya tak menginginkan banjir di Kabupaten Mojokerto terus menjadi momok tahunan bagi warga.
Selain penanganan banjir, Gus Barra juga berjanji akan mengaktifkan kembali program jaminan kesehatan gratis melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) Penerima Bantuan Iuran Daerah (PBID) yang dinonaktifkan pada tahun 2023 lalu.
“Pengaktifan kembali 92 ribu warga penerima BPJS Kesehatan gratis melalui program KIS,” tandasnya.
Janji Gus Barra Mirip dengan Janji Khofifah
Tidak hanya Gus Barra, sebelumnya Gubernur Jawa Timur (Jatim) terpilih, Khofifah Indar Parawansa juga berjanji akan lebih serius menangani banjir. Terutama di wilayah Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto yang setiap tahun menjadi langganan banjir.
Langkah pertama yang akan dilakukannya, yaitu mitigasi bencana. Pihaknya akan berupaya mengantisipasi datangnya bencana dan segera melakukan penanganan, baik saat maupun setelah bencana banjir terjadi.
Khofifah mengatakan, sebelum musim hujan tiba, pihaknya akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak pengampu penanggulangan bencana secara intens. Koordinasi itu dimaksudkan untuk memutuskan skema mitigasi perubahan musim.
“Setiap sebelum musim hujan, selalu dilakukan apel mitigasi oleh kabupaten kota, oleh TNI-Polri. Kita melakukan mitigasi terjadinya perubahan musim,” ucapnya saat menghadiri sebuah acara pertemuan relawan di Kabupaten Jombang, Sabtu (28/12/2024) lalu.
Namun demikian, dalam implementasi program mitigasi bencana, pihaknya juga membutuhkan kesadaran masyarakat untuk tetap bergotong-royong. Mulai dari menjaga kebersihan sungai dari sampah, hingga mencegah pendangkalan sungai.
Untuk memaksimalkannya, Khofifah berjanji akan menginstruksikan pemerintah kabupaten (pemkab) dan pemerintah kota (pemkot) untuk melakukan pencegahan. Seperti membersihkan sungai dari sampah dan eceng gondok yang tumbuh subur di bantaran sungai.
“Intensitas hujan dengan debit tinggi yang menyebabkan banjir bahkan longsor. Kita punya tradisi gotong-royong kerja bakti. Biar tidak terjadi pendangkalan sungai,” ujar ketua Pimpinan Pusat (PP) Muslimat itu.
Saat pemkab dan pemkot tidak bisa melakukan normalisasi sungai secara manual, Khofifah berjanji akan menurunkan ekskavator di titik sungai yang dinilai rawan dan membutuhkan penanganan dengan cepat menggunakan alat berat.
“Saya turun saya bawa ekskavator, misal tidak bisa dilakukan. Makanya harus ada normalisasi. Apa yang terjadi pada pendangkalan ini, harus kita lakukan evaluasi bersama," kelakarnya.
Tidak hanya normalisasi sungai, Mantan Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI) itu juga berjanji akan memperbaiki pintu air, bila diperlukan. Seperti Dam Sipon yang berlokasi di Desa Ngingasrembyong.
Khofifah menjelaskan, persoalan banjir yang terjadi di Desa Tempuran dan Desa Ngingasrembyong beberapa waktu yang lalu, disebabkan oleh tersumbatnya pintu air dan pendangkalan sungai.
Selain itu, banjir itu terjadi hingga sepekan, lantaran eskavator tidak bekerja secara maksimal. Eskavator yang menormalisasi sungai dan mengangkat eceng gondok hanya beroperasi selama 4 jam.
“Itu katanya ada eskavator yang bekerja hanya 4 jam sehari. Mestinya dimaksimalkan 24 jam. Biar lebih cepat. Problemnya seperti itu,” tandasnya. (*)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?