Bumdesma Kencong Jember Bagikan Sembako pada Fakir Miskin
Bantuan ini diberikan sebagai respon atas melonjaknya harga beras di pasaran yang saat ini berkisar di harga Rp13 ribu - Rp15 ribu per kilogram
Kabupaten Jember SJP - Pemerintah Desa Kraton, Kecamatan Kencong, Jember bersama Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) Bangkit Abadi bagikan ratusan paket sembako kepada fakir miskin di wilayah setempat, Kamis (7/3/2024).
Bantuan ini diberikan sebagai respon atas melonjaknya harga beras di pasaran. Sebagai mana diketahui harga beras di pasaran saat ini berkisar di harga Rp13 ribu - Rp15 ribu per kilogram.
"Total ada 304 paket sembako yang kami bagikan oleh Bumdesma Bangkit Abadi. Kami harap dengan bantuan ini dapat meringankan beban masyarakat di tengah melambungnya harga kebutuhan pokok," kata Kepala Desa Kraton, Agus Priyanto.
Bantuan sembako yang diberikan terdiri dari beras, minyak goreng, gula dan berbagai kebutuhan pokok lainnya.
Sebenarnya, kata Agus, bantuan sosial itu rutin dilakukan setiap tahun.
Biasanya bantuan dibagikan mendekati ramadan dan lebaran dimana seluruh bantuan sosial diambilkan dari keuntungan pendapatan Bumdesma karena setiap tahun Bumdesma Kecamatan Kencong mampu surplus.
Oleh karenanya untuk menebar manfaat kepada semua desa yang berada di Kecamatan kencong sebanyak 5 desa, Bumdesma sisihkan 15 persen dari pendapatan untuk bantuan sosial.
Melalui bantuan tersebut Agus berharap beban ekonomi masyarakat di tengah melambungnya harga bahan pokok ini dapat diringankan.
"Semoga dapat meringankan beban masyarakat, mengingat dalam waktu dekat juga sudah ramadan dan lebaran," harapnya.
"Untuk 5 desa kami gelontorkan 1489 paket sembako lengkap, mulai dari beras, minyak gula dan mie instan.Hal ini kita lakukan setiap jelang Ramadan, dan ini adalah surplus Bumdesma kami yang kita sisihkan 15 persen bagi fakir miskin se Kecamatan Kencong," jelas ketua Bumdesma Bangkit Abadi Kecamatan Kencong, Umar Hasyim saat ditemui disela kegiatan.
Lebih lanjut, Umar Hasyim jelaskan jika untuk data dan nama ia satukan dari data desa, namun hal itu juga dilakukan survey agar tepat sasaran.
"Jadi data kita peroleh dari desa, setelah itu kita lakukan survey, pasca itu jika ada yang sudah tidak layak kita gantikan kepada penerima manfaat lain sesuai dengan haknya," jelasnya.(*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?
