Tanah Retak di Jombang Akibatkan Puluhan Rumah Warga Rusak Parah

Retakan tanah merata dihampir beberapa tempat, bahkan 10 rumah disekitar terdampak kerusakan cukup parah. Selain tembok rumah ambrol, lantai rumah terbelah sampai beberapa bangunan rumah warga hampir roboh.

07 Mar 2024 - 10:45
Tanah Retak di Jombang Akibatkan Puluhan Rumah Warga Rusak Parah
Bangunan rumah warga Desa Sambirejo, Wonosalam, Jombang terdampak tanah retak. (Fredi/SJP)

Kabupaten Jombang, SJP - Tanah retak terjadi di Jombang yang terjadi di Kamis (7/3/2024), tepatnya di  Dukuh Jumok, Dusun Sumberlamong, Desa Sambirejo, Kecamatan Wonosalam, Jombang, ditengarai karena curah hujan tinggi . 

Retakan tanah merata di hampir beberapa tempat, bahkan 10 rumah disekitar terdampak kerusakan cukup parah.

Selain tembok rumah ambrol, lantai rumah terbelah sampai beberapa bangunan rumah warga hampir roboh. 

Kondisi membahayakan harus memaksa warga untuk meninggalkan rumah terdampak. Sementara ini berdasar informasi, evakuasi pengungsian warga dilakukan ke rumah - rumah kerabat terdekat. 

"Tidak ada korban jiwa. Namun sebanyak 10 rumah di Dukuh Jumok kondisinya rusak. Karena hujan deras semalam menyebabkan tanah di lokasi retak," kata Sekretaris FPRB (Forum Pengurangan Risiko Bencana) Kabupaten Jombang Amik Purdinata. 

Menurut Amik, Dukuh Jumok masuk radar daerah rawan bencana.

Hal itu diketahui sejak 2022 oleh beberapa pakar dimana kondisi retakan sudah mulai terlihat, baik di tanah maupun rumah beberapa warga. 

Lebih lanjut Amik merinci upaya mitigasi bencana sebelum peristiwa retakan hari ini. Pihaknya bersama BPBD Jombang maupun Jawa Timur sudah memberi pelatihan tanggap bencana kepada warga sekitar. 

Termasuk juga penelitian yang dilakukan tim ahli dari ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) Surabaya menyusul munculnya retakan pada belasan bangunan rumah warga di Dusun Jumok, sejak 24 Mei hingga 24 Juni 2023.

FPRB bersama tim BPBD juga telah memasang Early Warning System (EWS), semacam alat sistem peringatan dini untuk mengukur potensi gempa.

Alat yang dipasang itu akan berbunyi jika terjadi getaran pada tanah.

"Semalam alat tersebut berbunyi, makanya warga langsung meninggalkan lokasi. Karena EWS berbunyi. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu," terang Sekretaris FPRB Jombang ini.

Curah hujan tinggi pada malam di wilayah Wonosalam membuat air otomatis mengisi sejumlah retakan yang ada. Tentu semakin memperparah retakan dan membahayakan keselamatan warga. 

"Mulai semalam sudah mengungsi. Karena jika tetap tinggal di sana, sangat berbahaya," tandasnya. (*)

Editor: Tri Sukma 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow