Tim Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Berhasil Ciptakan Alat Deteksi Rematik

Menariknya, alat tersebut telah diujicobakan kepada lebih dari 100 sampel dan mendapatkan respon yang positif

12 Aug 2024 - 16:30
Tim Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Berhasil Ciptakan Alat Deteksi Rematik
Tim mahasiswa UMM dengan alat deteksi Rematik dengan menganalisa tekstur kuku tangan (ist/SJP)

Kota Malang, SJP - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berinovasi ciptakan alat pendeteksi dini penyakit rheumatoid arthritis (rematik) melalui kuku.

Salah satu tim mahasiswa tersebut Abi Mufid Octavio menjelaskan penyakit rheumatik jika sudah akut, tidak dapat disembuhkan hingga  menyebabkan kelumpuhan.

Maka perlu adanya identifikasi sedini mungkin untuk mengetahui seseorang berpotensi terkena penyakit rematik atau tidak. Menariknya, alat tersebut telah diujicobakan kepada lebih dari 100 sampel dan mendapatkan respon yang positif.

“Sampel kami mulai remaja, dewasa, dan lansia. Setelah menggunakan alat deteksi ini kemudian  re-check lebih lanjut ternyata hasil efektif,” jelasnya.

Abi melanjutkan alat ini bekerja dengan menganalisis kondisi kuku, mulai dari tekstur, ridging atau berlubang, kuku menguning, rapuh dan pendarahan serpihan. Kondisi visual tersebut tidak dapat dilihat secara langsung lewat mata telanjang. 

“Indikasi rematik itu ada banyak, alat ini  memvisualisasi hasil dari kuku yang telah difoto untuk diidentifikasi lebih lanjut,” lanjutnya.

Tentu, setiap inovasi yang dibuat pasti mengalami kesulitan dalam pengembangannya, begitu juga dengan tim ini. Ia mengaku memerlukan waktu sebulan untuk pengembangan alat ini. Kedepan alat tersebut juga akan dibuat secara masal, tentu tidak lain untuk menambah ragam inovasi dalam dunia kesehatan.

“Dengan biaya produksi sebesar 7 juta, menurut kami itu nilai yang kecil untuk inovasi dalam dunia kesehatan. Kami akan menjalin kerjasama dengan perusahaan untuk dikomersialkan,” ungkapnya.

Ia berharap inovasinya ini dapat memberikan warna baru dalam dunia kesehatan. Masyarakat dapat mengidentifikasi sejak dini terindikasi gejala dari penyakit rematik, dengan begitu pasien dapat segera dibawa ke rumah sakit untuk nantinya dilakukan pengobatan lebih lanjut. 

Ia juga berpesan kepada mahasiswa khususnya jas merah kampus putih untuk tidak bosan-bosan berfikir dan menciptakan produk inovatif.

Tim ini sendiri terdiri dari Nuri Vhirdausia, Frenischa Yincenia, dan Desta Karina  mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes), serta ada juga Abi Mufid Octavio dan Muhammad Lutfi yang merupakan mahasiswa Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik (FT).(0)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow