Polemik Abu Cerobong PG Semboro Serta Dampak Baik Bagi Masyarakat Sekitar

Diputra Risman Manager AKU (Akutansi, Keuangan dan Umum) PT SGN Pabrik Gula Semboro mengatakan, di awal giling penyebab abu tersebut karena kurangnya bahan baku tebu pada awal panen.

12 Aug 2024 - 17:30
Polemik Abu Cerobong PG Semboro Serta Dampak Baik Bagi Masyarakat Sekitar
Kondisi Cerobong Asap PG Semboro Pada saat Buka Giling tebu.(Ulum/SJP)

Kabupaten Jember, SJP - Beberapa waktu lalu sempat ada protes sejumlah warga yang ada di sekitar PG (Pabrik Gula) Semboro di Kecamatan Semboro Kabupaten Jember, perihal permasalahan tahunan, yaitu dampak abu pengolahan tebu waktu buka giling gula.

Terkait hal itu, pihak manajemen pabrik gula angkat bicara, meski membenarkan ada beberapa abu yang keluar dari cerobong asap pembakaran tebu menjadi gula. Namun, pihak pabrik segera membenahi dan menjelaskan terkait kronologi abu tersebut dan yang menjadi penyebab akar permasalahannya.

Dalam hal ini, Diputra Risman Manager AKU (Akutansi, Keuangan dan Umum) PT SGN Pabrik Gula Semboro mengatakan, di awal giling penyebab abu tersebut karena kurangnya bahan baku tebu pada awal panen.

"Kami sempat kesulitan bahan baku tebu saat awal giling panen, nah hal ini yang menyebabkan pembakaran ketel kami menggunakan sekem, cacah kayu, dan lainnya ya bisa menyebabkan sisa pembakaran berupa abu agak banyak," kata Dipo sapaan akrab Diputra Risman, Senin 12 Agustus 2024.

"Nah saat ini karena bahan baku tebu sudah full produksi. Kami menggunakan bahan pembakaran ketel ini menggunakan ampas tebu, dan untuk mengurangi abu kami juga memasang paranet di atas cerobong. Sehingga abu tidak sampai keluar pabrik dan itu cara yang efektif," jelasnya menambahkan.

Dipo juga menambahkan, atas nama pabrik juga memohon maaf jika di awal giling, masyarakat sekitar pabrik merasa terganggu aktivitasya, karena dampak abu dari cerobong asap pabrik.

"Kami berharap kepada masyarakat mau bersabar dan karena dampak abu kemarin, aktivitasnya terganggu, namun setelah ada pembenahan dari pabrik, dampak abu tidak lagi dirasakan oleh masyarakat," lengkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Semboro Antoni mengatakan  memang ada protes dari masyarakat saat awal giling. Namun, semua sudah terselesaikan berkat komunikasi dan mediasi yang terjalin antara masyarakat, desa dan pabrik.

"Ya kita harus bersyukur, setelah ada aduan warga dan kami memohon adanya forum komunikasi antara warga dan pihak pabrik. Pihak pabrik merespon dan membenahi beberapa ornamen mereka sehingga sekarang abu sudah lebih banyak berkurang dibandingkan awal giling," jelas Antoni.

"Kami mengajak seluruh masyarakat apabila ada keluhan dan protes terkait pabrik gula Semboro, bisa diadukan pihak desa. Kami siap menjembatani sehingga tidak terkesan mencari cari masalah, dan pihak PG bisa kembali memproduksi gula," tambahnya.

Antoni juga menyarankan agar setiap rekrutmen pekerja, agar warga sekitar pabrik lebih diprioritaskan masuk pabrik dengan kriteria yang ada.

"Kami menyarankan agar pabrik ketika ada seleksi penerimaan karyawan, lebih mengutamakan warga sekitar pabrik. Tentu dengan kriteria yang sesuai dibutuhkan oleh pabrik gula Semboro," tutupnya. 

Tidak hanya sampai disitu saja, terkait berdirinya pabrik PG Semboro juga banyak dampak baiknya bagi masyarakat.

Selain masyarakat perekonomian bisa meningkat, terutama para penjual makan di pinggir jalan raya Semboro juga masyarakat mendapatkan beberapa pelayanan kesehatan gratis yang selalu dilakukan oleh pihak PG hingga sampai saat ini. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow