Polres Malang Tanggapi Fenomena 'Barcode' tangan Tren TikTok
Kabupaten Malang, SJP— Oktober lalu sempat ada pemberitaan tentang trending sosial media TikTok tentang perilaku menyayat atau menandai tangan dengan benda tajam dikalangan siswa.
Fenomena tersebut kini muncul kembali ke permukaan meski aplikasi TikTok sudah memblokir pencarian 'Barcode Korea' atau 'sayat tangan'.
Terkait keadaaan mengkhawatirkan ini, kepolisian resor Malang mengambil sikap preventif agar kejadian berbahaya tak terulang.
Sebab fenomena ini melibatkan sejumlah pelajar sekolah dengan mengikuti tren aksi menyakiti diri membuat tanda barcode yang identik dilakukan di pergelangan tangan.
Kasi Humas Iptu Ahmad Taufik menyebut bahwa fenomena yang terjadi tersebut dikenal dengan sebutan ‘Barcode Korea’.
"Akan sangat berbahaya, jika para pelajar terinspirasi fenomena dari aplikasi jejaring TikTok ini," ucapnya kala ditemui di Mapolres Malang. Selasa 14/11/2023.
Ia mengungkapkan bahwa fenomena ini bukanlah sekadar tren biasa, melainkan aksi yang melibatkan penggunaan benda tajam seperti cutter, silet, bahkan jarum suntik untuk membuat garis-garis seperti barcode di pergelangan tangan.
Artinya tindakan tersebut dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental para pelajar.
"Fenomena Barcode ini dapat menjadi tanda bahwa anak-anak tersebut sedang mengalami masalah mental dan emosional yang mendorong mereka untuk melakukan tindakan menyakiti diri sendiri," imbuhnya.
Dari hasil pemantauan, pihaknya mendapati bahwa aksi ini bukan hanya sekadar tren, namun juga ada gejala psikologis, seperti rasa takut, kecemasan, dan kesedihan.
Untuk itu, pihaknya berencana bakal sosialisasikan edukasi di berbagai sekolah, khususnya Kabupaten Malang guna meningkatkan kesadaran dan mencegah penyebaran ini di kalangan pelajar.
"Harapannya, kita dapat bersama-sama berperan dalam melindungi kesehatan dan kesejahteraan mental generasi muda, hal seperti ini sangat mengkhawatirkan, apabila tidak segera ditangani dengan serius, bisa menjadi permasalahan kesehatan mental yang lebih besar," tukasnya.
Edukasi serta sosialisasi juga menitikberatkan terhadap peran orang tua dan guru dalam mencegah serta menanggulangi fenomena ini.
Ia mengajak orang tua dan wali murid untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anaknya di rumah khususnya dalam penggunaan handphone.
Sementara para guru di lingkungan sekolah diharapkan dapat memberikan perhatian ekstra terhadap perilaku pelajar, dan selalu waspada terhadap tindakan meniru hal yang sangat berbahaya tersebut.
“Tidak hanya memberikan pendidikan formal, namun para guru juga harus peka terhadap perubahan perilaku anak-anak mereka. Dengan kerjasama yang baik antara keluarga dan sekolah, kita dapat mencegah dampak negatif yang lebih lanjut dari tren berbahaya ini," tandas Taufik.
Polres Malang secara tegas mengimbau masyarakat untuk bersama-sama melakukan langkah-langkah pencegahan dan intervensi guna melindungi kesejahteraan mental dan fisik anak-anak di sekolah.
Fenomena Barcode Korea diharapkan dapat diatasi dengan kerjasama semua pihak demi menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan mendukung pertumbuhan positif para generasi muda penerus bangsa. (*)
editor: trisukma
What's Your Reaction?