Peringati HKHD, Unej Serta UPLB Philipine Kompak Lakukan Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat
Universitas Jember juga memiliki visi berwawasan lingkungan merespon hal ini termasuk keterkaitannya dengan konservasi keanekaragaman hayati di kawasan konservasi taman nasional.
Kabupaten Jember SJP- Tidak hanya di Indonesia, masyarakat di seluruh dunia global baru saja memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Dunia (22 Mei).
Momen ini bijaknya tak hanya sekedar diisi dengan seremonial belaka.
Universitas Jember (Unej) yang juga memiliki visi berwawasan lingkungan merespon hal ini termasuk keterkaitannya dengan konservasi keanekaragaman hayati di kawasan konservasi taman nasional.
Sebagai informasi Jember juga memiliki kawasan konservasi berupa taman nasional yakni Taman Nasional Meru Betiri (TNMB).
Kawasan seluas lebih dari 62 ribu hektar ini menyimpan keanekaragaman hayati luar biasa seperti macan tutul, banteng, elang jawa, penyu hijau dan rafflesia yang menjadi prioritas pelestarian.
Selain spesies lain yang masuk dalam keanekaragaman yang dilindungi saat ini.
Nuryadi, selaku Kepala Balai TNMB menyatakan konservasi di TNMB dilakukan dengan berbagai langkah mulai dari aspek perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan.
Dalam pelaksanaannya, TNMB tentu tak dapat berjalan sendiri.
Perlu keterlibatan berbagai pihak termasuk perguruan tinggi dalam mendorong masyarakat desa penyangga untuk tidak melakukan tindakan destruktif.
Terlebih mereka didorong turut melindungi dan melakukan konservasi atau diistilahkan.
“Kehadiran akademisi seperti Unej yang kebetulan lokasinya dekat dengan kawasan sangat diharapkan” kata Nuryadi, Senin 27 Mei 2024.
Merespon hal ini, Ebban Bagus Kuntadi, ahli pemasaran dari Prodi Agribisnis Unej berinisiatif menguatkan pemasaran ekowisata di TNMB.
“Kita mencoba menguatkan atraksi jungle track dan riverside coffee_ di TNMB dengan masyarakat lokal sebagai pelakunya” jelas Ebban.
Atraksi jungle track dilakukan dengan menyusuri hutan TNMB pada zona pemanfaatan guna menikmati keindahan panorama TNMB sambil memberikan interpretasi.
Sementara riverside coffee adalah atraksi menikmati minum kopi dengan nuasa pinggir sungai kawasan TNMB tentu memberikan impresi unik dan mengesankan.
Ekowisata pada dasarnya merupakan kegiatan konservasi aspek pemanfaatan yang akan mampu berdampak pada ekonomi masyarakat desa penyangga. Sekaligus menjadi insentif bagi masyarakat untuk berperan lebih dalam konservasi.
Kegiatan penguatan atraksi jungle track dan riverside coffee TNMB juga diikuti dua mahasiswa University of the Philipines Los Baños (UPLB) yang sedang mengikuti pertukaran pelajar di Unej. Mereka sangat terkesan dengan upaya ini karena selain berkontribusi terhadap masyarakat lokal dan lingkungan juga memberikan pengalaman ekowisata Indonesia.
“It's an exciting trip that we've never been experiencing before (pengalaman menyenangkan yang belum pernah kami rasakan sebelumnya),”ucap Cheska Andrea C. Avenido dari College of Development Communication UPLB.
Penguatan atraksi dan promosi ekowisata berbasis masyarakat disambut baik Rohim, ketua Kelompok Masyarakat Pemuda Peduli Alam (Pokmas PPA), salah satu pelaku ekowisata berbasis masyarakat di TNMB.
“Kehadiran kawan-kawan menjadi penyemangat kami untuk terus berkarya melalui ekowisata” ungkap Rohim.
Dalam kesempatan terpisah Ihsannudin, ketua dewan pengarah Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia Jatim (FK3I Jatim) turut mengapresiasi.
“Ekowisata beda dengan wisata umumnya, selain harus melibatkan masyarakat lokal juga harus bermuatan interpretasi dan edukasi” jelas Ihsannudin.
Lebih lanjut Ihsannudin yang juga dosen di Prodi Penyuluhan Pertanian Unej juga mewanti-wanti agar ekowisata harus mendukung aktivitas konservasi dan bukan sebaliknya.
Sehingga harmoni ekonomi dan ekologi menjadi keniscayaan yang harus terjadi. Salam Konservasi.(*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?