Masa Depan AI di Tangan Generasi Muda: Mahasiswa ISTTS Kembangkan AI di Bidang Keuangan hingga Kuliner
Mahasiswa ISTTS ciptakan aplikasi AI revolusioner: solusi keuangan pribadi dan visualisasi makanan khas Indonesia, semua dalam satu jam lewat kompetisi kilat Party Rock Challenge AWS.
SURABAYA, SJP - Sebuah dunia di mana solusi untuk setiap permasalahan anda hanya sejauh klik di layar. Mengatur keuangan, mencari resep masakan unik, hingga membantu UMKM mengemas produk mereka dengan kreatif kini bukan lagi mimpi, semua dapat dilakukan dengan kecerdasan buatan atau AI.
Teknologi yang dahulu hanya dianggap sebagai bagian dari fiksi ilmiah, kini hadir dan berkembang dengan cepat, membawa inovasi yang praktis dan terjangkau.
Hal ini tercermin dari antusiasme generasi muda dalam acara Generative AI Tour 2024 yang diselenggarakan oleh Amazon Web Services (AWS) di Institut Sains dan Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS).
Salah satu highlight acara adalah Party Rock Challenge, sebuah kompetisi kilat yang menantang peserta untuk menciptakan aplikasi berbasis AI hanya dalam waktu satu jam menggunakan teknologi AWS Bedrock.
Di tengah ketatnya kompetisi, dua inovasi karya mahasiswa berhasil mencuri perhatian juri dengan ide yang tidak hanya kreatif, tetapi juga relevan untuk menjawab kebutuhan sehari-hari.
1. Personal Financial Consultant
Nikolas Wijaya, mahasiswa semester tujuh program Informatika ISTTS, mengembangkan aplikasi yang dapat menjadi sahabat keuangan pribadi bagi penggunanya. Aplikasi ini memungkinkan pengguna mengunggah data finansial mereka, seperti pendapatan, pengeluaran, hingga utang, untuk kemudian dianalisis oleh AI.
“Dari sana, aplikasinya memberikan nasihat keuangan yang relevan, seperti cara menabung lebih baik, strategi investasi, atau manajemen utang,” ungkap Nikolas, saat dikonfirmasi pada Rabu (25/12/2024).
Dengan teknologi AWS Bedrock, proses pengembangannya menjadi jauh lebih sederhana, meskipun tantangan terbesar adalah menentukan ide yang paling bermanfaat dalam waktu terbatas.
Hasilnya? Sebuah aplikasi yang praktis, mempermudah pengguna untuk memahami keuangan mereka, dan membantu mereka membuat keputusan yang lebih bijak.
2. Simulasi Deskripsi dan Kemasan Makanan Lokal
Sementara itu, Jeremy Kennedy, mahasiswa S2 ISTTS, menyuguhkan inovasi yang menggugah selera. Aplikasi yang ia kembangkan mampu menghasilkan deskripsi dan visualisasi makanan khas Indonesia dengan variasi cara pembungkusannya.
Aplikasi ini dirancang untuk membantu UMKM makanan menciptakan kemasan yang lebih menarik dengan bantuan generatif AI.
Sebagai contoh, input seperti “nasi putih, ayam goreng, kangkung, dan mie goreng” bisa menghasilkan deskripsi rinci serta gambar yang menggambarkan sajian tersebut lengkap dengan rekomendasi kemasan kreatif. Namun, Jeremy mengakui bahwa tantangan terbesar terletak pada konsistensi output AI, terutama ketika membuat visualisasi.
“Inovasi ini diharapkan bisa mendukung UMKM menciptakan identitas produk yang unik dan menarik, sehingga mampu bersaing di pasar yang semakin kompetitif,” ujar Jeremy.
Sementara itu, Associate Professor ISTTS, Esther Irawati Setiawan, menyatakan bahwa platform seperti AWS Bedrock dirancang untuk mempermudah proses pengembangan aplikasi AI, bahkan bagi mereka yang baru belajar.
“Lewat kompetisi seperti itu, kami ingin menunjukkan bahwa menciptakan aplikasi AI itu tidak sulit. Hanya dengan klik dan drag-drop, peserta bisa menghasilkan prototipe yang nyata dan bermanfaat,” jelas Esther.
Dari aplikasi pengelola keuangan hingga simulasi deskripsi makanan, inovasi yang lahir dalam acara tersebut mencerminkan semangat generasi muda untuk memanfaatkan teknologi AI guna menciptakan solusi nyata. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?