Pasca Banjir dan Tanah Longsor, Warga Desa Pakisan Bondowoso Butuh Bantuan Pipanisasi
Meskipun saat ini Pemkab tengah menyalurkan air bersih, tapi hal itu hanya bersifat sementara. Ratusan KK di 9 dusun Desa Pakisan sangat membutuhkan bantuan pipanisasi dari pemerintah
BONDOWOSO, SJP - Pasca diterjang banjir dan tanah longsor, beberapa saluran air bersih yang berada di Kecamatan Tlogosari terputus.
Hal tersebut membuat warga desa yang mengandalkan sumber air untuk kebutuhan sehari-harinya, kesulitan mendapatkan air bersih.
Sebagai langkah awal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso telah mendistribusikan air bersih kepada warga terdampak bencana banjir dan tanah longsor.
Seperti distribusi air bersih di Dusun Babatan, Desa Pakisan, Kecamatan Tlogosari. Tampak warga sangat antusias saat air di distribusikan di wilayahnya itu.
Mereka terlihat antri menjaga jeriken masing-masing untuk mendapatkan air bersih sebanyak 9000 liter yang didistribusikan di desa terdampak bencana tersebut.
Bahkan warga yang sudah mengisi air, terlihat mengangkut jerikennya ke rumah masing-masing. Ada juga yang mengangkut air bersihnya menggunakan sepeda motor.
Menurut Pj Bupati Bondowoso, Muhammad Hadi Wawan Guntoro, pendistribusian air bersih di setiap desa terdampak bencana, sekaligus untuk mengecek kebutuhan yang paling mendesak yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Menurutnya, pendistribusian air bersih harus dilakukan terlebih dahulu sebelum memperbaiki saluran air.
"Yang terpenting itu ketersediaan air bersih. Solusi paling cepat adalah dropping air. Jika kemudian kita melakukan pembenahan instalasi air walaupun untuk sementara, kita masih butuh pipa, tenaga serta biaya. Untuk kebutuhannya, masih dihitung oleh Camat," jelas Hadi Wawan, Kamis (26/12/2024) usai dropping air bersih di Dusun Bubutan.
Dropping air bersih yang terdistribusi di hari keempat dan terlihat terlambat itu, imbuhnya, dikarenakan Pemkab Bondowoso masih melakukan pemetaan daerah-daerah yang belum terakses air bersih sama sekali.
"Ketersediaan truck tangki yang kita miliki serta milik PDAM kan terbatas, jadi kita berbagi untuk pendistribusian air bersih ini," imbuh pria yang menjabat sebagai Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Provinsi Jawa Timur ini.
Sedangkan untuk perbaikan instalasi yang putus terdampak banjir, dijelaskan Hadi Wawan, masih akan mengakses anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT), baik dari kabupaten ataupun provinsi.
"Karena nampaknya kebutuhan anggaran pipanisasi cukup besar, kalau dianggarkan dari BTT milik kabupaten tidak akan cukup. Maka dari itu, kita akan ajukan ke provinsi. Kita juga masih belum tahu bisa atau tidak untuk digunakan," katanya.
Sementara, seorang warga Desa Babatan yang mengangkat jeriken berisi air bersih ke rumahnya itu, berharap agar pemerintah daerah segera memberi bantuan pipanisasi.
"Kalau hanya distribusi air bersih seperti ini, hanya untuk sementara. Tapi jika pipa yang putus itu segera diperbaiki, kebutuhan air bersih yang kita butuhkan setiap hari akan terpenuhi," ungkap pria setengah baya yang mengaku bernama Nur ini dengan penuh harap.
Menurutnya, kebutuhan pipa yang disampaikan oleh juru air yang mengurus saluran di dusun paling ujung di Desa Pakisan ini, diperkirakan 500 lonjor.
"Infonya sejumlah itu," pungkasnya.
Untuk diketahui, dropping air bersih di Dusun Babatan, Desa Tlogosari, Kecamatan Tlogosari akan di distribusikan 2 kali dalam sehari. Pagi dan sore.
9 Dusun Butuh Bantuan Pipanisasi
Kesulitan air bersih dialami oleh warga di 9 dusun di Desa Pakisan, Kecamatan Tlogosari. Kades setempat, Rizki Amalia, mengungkap, jika untuk kebutuhan sehari-hari, kebanyakan warganya bergantung kepada air sumber.
“Sumbernya ada di lokasi di daerah yang terdampak bencana banjir, dan longsor. Adapun yang terdampak warga di Dusun Sumber Mas, Babatan, Koanyar, Biyung, Sumber Balin, Sukorejo, Sukodadai, Krajan dan Suko Jawa,” ungkapnya.
Dirinya juga menyebut jika pipa paralon di 9 dusun itu terbawa banjir, dan warganya tidak mampu untuk secara swadaya mengganti pipa tersebut. Karena, jumlahnya sangat banyak.
“Kemarin Kasun dan petugas air sudah turun ke lokasi, untuk Dusun Sumber Mas saja butuh pipa sepanjang 2 kilometer, Babatan dan Koanyar 3 kilometer, Biyung 3 kilometer, Sumber Balin 3 kilometer, dan Krajan Suko Jawa sepanjang 3 kilometer. Kalau swadaya jelas warga tidak mampu dan kami butuh bantuan dari Pemkab,” ucap Rizki.
Untuk kebutuhan pipa, lanjutnya, warga butuh pipa ukuran 3 dim dan 2 dim, karena semua dusun terdampak. Bahkan, jumlah KK yang sampai saat ini belum mendapatkan pasokan air bersih, jumlahnya ratusan.
“Dusun Sumber Balin saja pemanfaatnya sekira 300 KK, Babatan dan Koanyar 200 KK, Krajan Suko Jawa hampir 100 KK. Sekira 600 KK saat ini belum bisa mendapatkan air bersih. Bahkan, warga saat ini ada yang tidak mandi,” tandasnya. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?