Ketinggian Banjir di Jombang masih 1,5 Meter, Pengungsi Terus Berdatangan
Banjir di wilayah Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang belum menujukkan tanda akan surut. Akibatnya jumlah pengungsi mengalami penambahan.
JOMBANG, SJP - Banjir karena meluapnya sungai Afvour Watudakon di Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang belum menunjukkan tanda-tanda akan surut. Bahkan, ketinggian air cenderung stagnan di kisaran 1,5 meter atau setinggi dada orang dewasa.
Sudah empat hari banjir di wilayah setempat berlangsung. Akibatnya, jumlah pengungsi terus mengalami penambahan.
"Pengungsi di Balai Desa Jombok ada 70 jiwa. Terdiri dari balita, anak-anak, lansia dan ibu hamil," ungkap Senopati Zainudin, staf bagian pusat pengendalian data dan informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang, Rabu (11/12/2024).
Menurut Senopati, berdasarkan pendataan yang dilakukan BPBD Kabupaten Jombang, selama proses evakuasi warga ke tempat pengungsian dalam tiga hari terakhir ini, jumlah pengungsi terus bertambah.
"Untuk sementara update kami bertambah. Akhirnya kami mendirikan posko bantu lagi di balai dusun yang lokasinya tidak jauh dari posko balai desa. Penambahannya sembilan jiwa," terangnya.
"Karena debit air masih stabil dan cukup tinggi dengan kedalaman kurang lebih 1,5 meter," imbuhnya.
Untuk itu, pihaknya meminta kepada pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mematikan aliran listrik. Sebab, ketinggian air melebihi dada orang dewasa. Dikhawatirkan terjadi hubungan arus pendek listrik.
Banjir mengepung sejumlah wilayah di Kabupaten Jombang. Setidaknya ada enam kecamatan terdampak genangan air usai curah hujan tinggi beberapa hari terakhir.
Berdasar perkembangan rapid assessment pada banjir luapan hari Senin-Selasa, tanggal 09-10 Desember 2024, diketahui banjir melanda Kecamatan Peterongan dan Kecamatan Jombang.
Banjir menggenangi wilayah Dusun Wonokerto dan Dusun Rejoso, Desa Peterongan, Kabupaten Jombang. Ketinggian air antara 40-50 sentimeter. Ketinggian berkemungkinan terus meningkat.
Sejumlah desa turut terdampak banjir. Yakni Desa Tugusumberjo, Desa Desa Kebontemu, dan Desa Morosunggingan di Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang.
Selanjutnya, di Kecamatan Kesamben akibat luapan air sungai Afvour Warudakon bahkan sudah berlangsung selama tiga hari. Aktivitas warga pun menjadi lumpuh.
Banjir juga menerjang Kecamatan Jogoroto. Tepatnya di Dusun Sawahan, Desa Sambirejo. Ketinggian air mencapai 50 sentimeter di Dusun Corogo dan Dusun Gerih, Desa Janti. Ketinggian air mencapai 30 sentimeter.
Di Kecamatan Diwek, banjir menerjang beberapa dusun. Yakni Dusun Mejono, Dusun Bundel, Dusun Kawur, Dusun Cikar, dan Dusun Keras, Desa Keras. Ketinggian air mencapai 20-60 sentimeter.
Kemudian banjir juga terjadi di Kecamatan Jombang. Tepatnya di Dusun Sengon, Desa Sengon. Beberapa dusun lain juga ikut terdampak: Dusun Tawangsari, Dusun Kalimalang, Dusun Pulowetan, dan Dusun Pulokulon di Desa Pulolor. Kedalaman banjir antara 10-50 sentimeter.
Kemudian banjir juga menggenangi wilayah Kecamatan Sumobito. Tepatnya di Desa Segodorejo.
Akibat meluasnya banjir di wilayah Kabupaten Jombang, ribuan warga terdampak dan beberapa di antaranya harus mengungsi ke sejumlah posko pengungsian. Seperti di Balai Desa Peterongan, Balai Desa Jombok dan Balai Desa Pulolor.
Untuk mengatasi permasalahan banjir, Penjabat (Pj) Bupati Jombang, Teguh Narutomo mengaku telah melakukan berbagai upaya. Antara lain, membersihkan sungai dari sampah dan eceng gondok.
Selain itu, pemerintah juga akan melakukan kajian lebih lanjut untuk mencari solusi jangka panjang. Tujuannya agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang beserta sejumlah relawan dan masyarakat membersihkan sampah dan eceng gondok.
“Targetnya selesai hari ini. Sehingga aliran air bisa cepat keluar dan diharapkan tidak ada hujan lagi," ucap Teguh Narutomo, Selasa (10/12/2024).
Dia menambahkan, Dinas Sosial (Dinsos) Jombang sudah mempersiapkan dapur umum untuk menyuplai kebutuhan pokok masyarakat yang terdampak banjir. Termasuk makanan dan pakaian serta selimut.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jombang, Wiku Birawa menuturkan, kini kondisi banjir perlahan naik. Karena kondisi curah hujan tinggi. Sehingga volume air juga ikut tinggi.
Langkah lainnya, pihaknya juga berkomunikasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) agar segera mendapat penanganan.
Dia menguraikan, di Dusun Beluk, terdapat sekitar 600 jiwa terdampak. Kemudian 55 orang mengungsi di gedung sekolah. Di Dusun Kedondong, ada 350 orang terdampak dan 84 orang mengungsi di gedung TPQ. Sementara lainnya berada di rumah kerabatnya masing-masing.
Upaya yang sudah dilakukan yaitu memberikan bantuan. Antara lian menyiapkan posko darurat. Melengkapi dengan fasilitas kesehatan. Makanan juga didistribusikan oleh tim Taruna Siaga Bencana (Tagana).
Kebutuhan makanan dan air bersih telah disediakan. Kemudian pihak juga menyiapkan toilet khusus di atas jembatan. Fungsinya untuk masyarakat yang hendak membuang air atau hajat.
“Selama ini belum selesai, kita akan terus siap di sini untuk mendampingi. Termasuk jika dibutuhkan evakuasi. Karena kita tidak tahu curah hujan di atas bisa saja bertambah,” pungkasnya. (*)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?