Jejak Sejarah Kolonial di Pasuruan, Mengungkap Kisah di Balik Gedung Societet De Harmonie
Di tengah hiruk-pikuk kota Pasuruan, tersembunyi sebuah bangunan bersejarah yang menyimpan jejak kehidupan sosial pada masa kolonial.
PASURUAN, SJP - Di tengah hiruk-pikuk kota Pasuruan, tersembunyi sebuah bangunan bersejarah yang menyimpan jejak kehidupan sosial pada masa kolonial. Gedung Societet De Harmonie, meski tampak seperti bangunan tua biasa, menyimpan cerita penting tentang perubahan zaman dan kehidupan elit Eropa pada abad ke-19.
Mari kita telusuri lebih dalam sejarah dan makna gedung ini, yang lebih dari sekadar bangunan, namun menjadi saksi bisu dari dinamika sosial dan budaya masyarakat masa lalu.
Sejarah Pendirian dan Arsitektur Megah
Didirikan pada tahun 1858, Gedung Societet De Harmonie dibangun di bawah pengawasan residen Pasuruan, Mr. C.P.C. Steinmetz. Tujuannya adalah untuk menjadi pusat sosial bagi kalangan Eropa, terutama warga Belanda yang menetap di Pasuruan, sebuah kota strategis dengan pelabuhan penting pada masa itu.
Salah satu daya tarik utama gedung ini adalah arsitekturnya yang menggabungkan gaya Indische Empire dengan adaptasi terhadap iklim tropis Indonesia. Kolom-kolom ionic yang menjulang tinggi dan ventilasi silang menjadi ciri khas desain yang menjadikan gedung ini tampil megah pada masanya. Ketika pertama kali dibuka, gedung ini menjadi simbol kemewahan dan status sosial bagi kalangan elit.
Kehidupan Sosial di Gedung Societet De Harmonie
Di masa kejayaannya, gedung ini menjadi pusat pertemuan bagi kalangan elit Eropa dan bangsawan pribumi, meskipun aksesnya sangat terbatas. Berbagai kegiatan sosial dan budaya, seperti perjamuan, pertunjukan seni, dan turnamen biliar, sering digelar di sini. Bahkan, masyarakat lokal menjulukinya "Rumah Bola" karena turnamen biliar yang digelar secara rutin.
Selain sebagai tempat hiburan, gedung ini juga menjadi pusat diskusi intelektual. Pada tahun 1931, Dr. M. Van Blankenstein memberikan kuliah tentang krisis ekonomi Eropa di gedung ini, menunjukkan bahwa Societet De Harmonie tidak hanya berfungsi sebagai tempat bersenang-senang, tetapi juga sebagai arena pemikiran kritis.
Pelestarian dan Pentingnya Menjaga Warisan Budaya
Hari ini, Gedung Societet De Harmonie bukan hanya sebuah bangunan tua, tetapi juga bagian tak terpisahkan dari identitas Pasuruan. Sebagai warisan budaya, pelestariannya menjadi tanggung jawab bersama.
Salah satu inisiatif yang bisa dilakukan untuk menjaga keaslian gedung ini adalah dengan mengadakan kegiatan Jelajah Sejarah. Kegiatan ini dapat melibatkan masyarakat dalam menjelajahi bangunan bersejarah di Pasuruan dan lebih memahami konteks sejarah yang terkandung di dalamnya.
Melalui kegiatan semacam ini, kita dapat menghidupkan kembali memori sejarah dan memberikan pelajaran penting tentang pentingnya menjaga warisan budaya bagi generasi mendatang.
Kesimpulan
Gedung Societet De Harmonie lebih dari sekadar bangunan bersejarah. Ia adalah simbol perjalanan panjang sejarah Pasuruan, tempat di mana berbagai lapisan masyarakat berinteraksi dan mencatatkan momen penting dalam perjalanan bangsa. Setiap kunjungan ke gedung ini adalah kesempatan untuk merasakan denyut kehidupan yang telah ada di dalamnya, serta memahami bagaimana sejarah membentuk masa depan kita.
Mari bersama-sama menjaga dan melestarikan gedung ini sebagai bagian dari warisan budaya yang tak ternilai, agar generasi mendatang dapat terus menikmati dan belajar dari sejarah yang ada. (**)
sumber: goodnewsfromindonesia.id
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?