Emas Melonjak di Atas US$ 2.600, Didorong Ketegangan Geopolitik dan Pelemahan Dolar AS

Harga emas mengalami kenaikan dan kembali berada di atas US$ 2.600 per ons pada Selasa (19/11/2024)

19 Nov 2024 - 11:01
Emas Melonjak di Atas US$ 2.600, Didorong Ketegangan Geopolitik dan Pelemahan Dolar AS
Ilustrasi emas. (Foto: GETTY IMAGES)

Suarajatimpost.com - Harga emas mengalami kenaikan dan kembali berada di atas US$ 2.600 per ons pada Selasa (19/11/2024), didorong oleh faktor-faktor positif, termasuk ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Eropa Timur serta pelemahan Dolar AS. Pada saat berita ini ditulis, harga emas tercatat naik 0,48% menjadi US$ 2.624,3, setelah sebelumnya pada Senin (18/11/2024) ditutup naik 1,9% di level US$ 2.612,2.

Analis dari Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, menjelaskan bahwa lonjakan harga emas ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik, terutama dengan serangan Rusia di kota Sumy yang menewaskan sedikitnya delapan orang, serta eskalasi konflik antara Israel dan Palestina di Gaza dan Lebanon. Ketidakpastian ini meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Selain itu, pelemahan Dolar AS juga turut memberikan dorongan positif bagi harga emas.

"Namun, ekspektasi terhadap kebijakan The Fed yang tidak terlalu dovish menjadi faktor penghambat untuk kenaikan lebih lanjut,” ungkap Andy, Selasa (19/11/2024).

Meskipun inflasi AS masih di atas target 2%, Ketua The Fed, Jerome Powell, telah menyatakan bahwa tidak perlu terburu-buru untuk memangkas suku bunga, yang membatasi ruang gerak emas.

Menurut analisis teknikal, tren bullish harga emas terlihat semakin menguat. Moving Average menunjukkan potensi kenaikan harga emas yang signifikan, dengan proyeksi target harga di level US$ 2.655 jika momentum positif terus berlanjut. Namun, jika terjadi pembalikan arah, harga emas bisa turun menuju level US$ 2.582.

Di sisi lain, meskipun harga emas mengalami penurunan mingguan terbesar sejak September 2023 akibat reli Dolar AS yang kuat, pergerakan harga emas saat ini tetap menunjukkan ketahanan di atas level US$ 2.615. Pelemahan Dolar AS memberikan dukungan bagi harga emas, meskipun kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun memberikan tekanan bagi logam mulia ini.

Sentimen pasar saat ini bercampur. Ketidakpastian geopolitik meningkatkan daya tarik emas, tetapi tingginya imbal hasil obligasi AS memperkuat Dolar AS dan menekan harga emas. Investor juga memantau kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada bulan Desember, meskipun beberapa pejabat The Fed, seperti Susan Collins dan Austan Goolsbee, menyatakan bahwa keputusan tersebut masih dalam tahap pertimbangan.

Secara keseluruhan, Andy menyimpulkan bahwa harga emas hari ini berada dalam kondisi fundamental yang kompleks. Meskipun faktor-faktor geopolitik, kebijakan The Fed, serta pergerakan Dolar AS dan imbal hasil obligasi AS akan terus mempengaruhi.

“Namun, harga emas hari ini masih diperkirakan bergerak dalam tren bullish yang masih mendominasi,” tutupnya. (**)

sumber: investor.id

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow