Pedagang Pasar Pagi Terkatung-katung Menunggu Keputusan Pemkot Batu

Dalam proses hearing bahkan sering terkesan dead lock karena tetap tidak mendapatkan kejelasan. Padahal saat hearing pertama, DPRD dan dinas sepakat untuk membentuk tim percepatan perpindahan pedagang pasar pagi.

25 Feb 2024 - 12:00
Pedagang Pasar Pagi Terkatung-katung Menunggu Keputusan Pemkot Batu
Pasar pagi di Stadion Brantas (Istimewa/humas/SJP)

Kota Batu, SJP - Kondisi 1.097 pedagang pasar pagi Kota Batu terkatung-katung, lantaran belum ada langkah pasti untuk segera berpindah dari pasar relokasi di Stadion Brantas menuju Pasar Induk Among Tani.

Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Pagi Kota Batu Rubianto menjelaskan pada Ahad (25/2/2024),.bahwa sampai saat ini belum ada titik temu atau kepastian untuk pindah.

"Padahal para pedagang sudah sering kali diajak rapat (hearing, red) dengan DPRD dan pihak Diskoperindag Kota Batu. Tapi sampai sekarang nasib kami bagaimana belum pasti, apakah jadi pindah ke Pasar Induk atau seperti apa," katanya.

Ia bahkan mengaku waktu hearing juga sering terkesan dead lock karena tetap tidak mendapatkan kejelasan. Padahal saat hearing pertama, DPRD dan dinas sepakat untuk membentuk tim percepatan perpindahan pedagang pasar pagi.

Namun kenyataannya, tim tersebut tak bekerja secara maksimal hingga pedagang kemudian menggelar hearing kedua.

Di sana Diskoperindag menawarkan pedagang menempati dua tempat titik di Pasar Induk yakni di parkiran belakangan dan area jalan pasar sayur.

"Tetapi para pedagang menolak, karena mereka ingin ditempatkan di satu lokasi untuk mempermudah pengawasan dan tidak terpecah-pecah. Dulu sebelum direlokasi kami dijanjikan akan diberikan tempat di Pasar Induk Among Tani. Saat ini pasar sudah jadi, tapi pemerintah malah kebingungan mau menempatkan kami dimana," imbuhnya.

Selain itu, pihaknya berharap lokasi untuk berdagang juga layak seperti adanya atap dan lapak untuk berjualan meskipun ditempatkan di luar Pasar Among Tani.

Hal ini disebutkan lantaran ketika memasuki musim penghujan, kondisi tempat penampungan bisa dibilang tak layak huni. Jalan-jalan menuju area pedagang berjualan becek tergenang air, tenda semi permanen yang mereka buat secara mandiri, juga sudah tidak layak huni.

"Semoga kami segera dipindah ke pasar induk, kita hanya bisa menerima bagaimana pun keadaan di sini. Padahal sangat kotor dan tak layak," pungkasnya. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow