Rupiah Menguat Pascakeputusan The Fed Pangkas Suku Bunga, Trump Menang Jadi Pemicu Katalis Positif

Mata uang Indonesia mengalami lonjakan signifikan menyusul kemenangan Donald Trump dalam Pemilu Presiden AS.

08 Nov 2024 - 22:03
Rupiah Menguat Pascakeputusan The Fed Pangkas Suku Bunga, Trump Menang Jadi Pemicu Katalis Positif
Petugas menghitung uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Jakarta. Mata uang rupiah meroket pasca pembacaan keputusan The Federal Reserve (The Fed) yang menurunkan suku bunga acuan pada Kamis (7/11/2024). (Foto: ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga/wpa/pri)

Suarajatimpost.com - Nilai tukar rupiah melesat setelah The Federal Reserve (The Fed) mengumumkan keputusan untuk menurunkan suku bunga acuan pada Kamis (7/11/2024). Pemangkasan suku bunga sebesar 0,25 poin persentase atau 25 basis poin (bps) menjadi faktor pendorong positif bagi pasar.

Pada perdagangan Jumat pagi (8/11/2024) di Jakarta, rupiah menguat 106 poin atau 0,67%, diperdagangkan pada level Rp 15.634 per dolar AS, dibandingkan sebelumnya yang berada di Rp 15.740 per dolar AS.

Kenaikan rupiah ini terjadi setelah penutupan perdagangan sebelumnya, di mana mata uang Indonesia mengalami lonjakan signifikan menyusul kemenangan Donald Trump dalam Pemilu Presiden AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa kemenangan Trump setelah pertarungan ketat dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris telah mengurangi ketidakpastian yang membayangi pasar global, memicu sentimen risk-on yang positif.

“Setelah pertarungan yang sengit melawan Wakil Presiden AS Kamala Harris, kemenangan Trump menghapus ketidakpastian besar bagi pasar keuangan global, memicu reli risk-on secara menyeluruh,” jelas Ibrahim dalam laporan yang dikutip pada Jumat. Ia juga menambahkan bahwa pasar telah memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 bps sebelumnya.

The Fed menyatakan bahwa kebijakan pemangkasan suku bunga diambil karena kondisi pasar tenaga kerja AS yang melunak di tengah inflasi yang mulai mendekati target 2%.

Dalam pernyataan setelah pertemuan kebijakan dua hari, Federal Open Market Committee (FOMC) mengungkapkan bahwa aktivitas ekonomi AS tetap berkembang dengan solid, dan suku bunga acuan kini berada di kisaran 4,50%-4,75%, sesuai dengan perkiraan pasar. Keputusan ini diambil dengan suara bulat.

Meskipun tingkat pengangguran tetap rendah, The Fed mencatat bahwa pasar tenaga kerja secara umum menunjukkan tanda-tanda pelambatan. Dalam pernyataan kebijakan terbaru, The Fed juga menyebutkan bahwa risiko terhadap pasar tenaga kerja dan inflasi saat ini dianggap "berimbang," meskipun ada perubahan sedikit dalam pandangan mereka tentang inflasi.

The Fed menilai bahwa tekanan harga telah "mencapai kemajuan" menuju target, yang sedikit berbeda dengan pernyataan sebelumnya yang menyebutkan bahwa tekanan harga telah "mencapai kemajuan lebih lanjut."

Ibrahim memperkirakan bahwa pergerakan rupiah hari ini akan fluktuatif, namun kemungkinan akan ditutup menguat di kisaran Rp 15.640 hingga Rp 15.750 per dolar AS. (**)

sumber: investor.id

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow