Diresmikan, TPS 3R Balak Jadi Tonggak Baru Pengelolaan Sampah Sirkular di Banyuwangi

Ipuk Fiestiandani mengatakan langkah pengelolaan sampah berkelanjutan sudah dimulai sejak tahun 2018 di Kecamatan Muncar, kemudian dilanjutkan dengan penyelenggaraan Program Banyuwangi Hijau pada Februari 2022

18 Sep 2023 - 07:15
Diresmikan, TPS 3R Balak Jadi Tonggak Baru Pengelolaan Sampah Sirkular di Banyuwangi
Peresmian TPS Balak di Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Sabtu (16/9/2023)

Kabupaten Banyuwangi, SJP - Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) Reduse, Reuse, Recycle (3R) di Desa Balak, Kecamatan Songgon, Banyuwangi resmi difungsikan.

Peresmian berlangsung pada Sabtu (16/9/2023) bertepatan dengan Hari Bersih-Bersih Sedunia (World Cleanup Day).

Peresmian fasilitas tersebut adalah tonggak penting menuju pengolahan sampah sirkuler dan berkelanjutan sebagai bagian dari inisiatif Program Banyuwangi Hijau. 

Program Banyuwangi Hijau didukung oleh sejumlah mitra, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Norwegian Ministry of Foreign Affairs, USAID CCBO, Borealis, Partnering for Green Growth and the Global Goals (P4G), Borouge, Accenture Foundation, dan Systemiq.

Melalui pengelolaan sampah berkelanjutan tersebut diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi lokal dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, sebagaimana misi program Banyuwangi Rebound. 

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani mengatakan langkah pengelolaan sampah berkelanjutan sudah dimulai sejak tahun 2018 di Kecamatan Muncar, kemudian dilanjutkan dengan penyelenggaraan Program Banyuwangi Hijau pada Februari 2022. 

Menurut Ipuk, banyak dampak positif yang dirasakan dari adanya Program Banyuwangi Hijau, diantaranya pengurangan pencemaran, pelestarian lingkungan, pemanfaatan energi, dan pemberdayaan masyarakat. 

"Pembangunan TPS Balak merupakan langkah awal yang diharapkan mampu meningkatkan kepedulian dan peran aktif masyarakat dalam mengelola sampah bijak. Kedepannya, penting untuk menjadikan kesadaran menjaga lingkungan sebagai budaya," kata Ipuk Fiestiandani. 

Setelah diresmikannya TPS Balak, Bupati Banyuwangi sekaligus mengajak semua stakeholder dan masyarakat untuk berkomitmen menjadikan Banyuwangi lebih bersih, sehat dan lestari. 

"Mari kita sama-sama berkomitmen menjadikan Banyuwangu lebih bersih dan sehat," ujar Ipuk.

Untuk pembangunan TPS Balak, pemerintah kabupaten Banyuwangi mengalokasikan lebih dari 1,5 hektar lahan dengan kapasitas pengolahan 84 ton sampah per hari. 

TPS ini yang mampu melayani kebutuhan pengolahan sampah di enam kecamatan sekitar, dengan kapasitas pelayanan sekitar 250.000 penduduk, atau 55.491 rumah. 

Fasilitas ini dilengkapi dengan teknologi pengolahan sampah antara lain conveyor belt, baler, peralatan komposting, kendaraan pengangkut sampah.

TPS Balak telah dilengkapi untuk secara efisien mengolah sampah organik dan non-organik yang sebagian besar berasal dari rumah tangga di wilayah layanan.

Mendatang, operasional fasilitas ini diharapkan mampu mempekerjakan sekitar 200 orang karyawan dalam skala penuh.

Director Sustainability & Public Affairs, Borealis, Markus Horcher dalam sambutannya mengatakan sejak awal inisiatif pengelolaan sampah di Muncar pada tahun 2018 melalui Project STOP membawa ambisi baik bagi pengelolaan sampah berkelanjutan di Banyuwangi. 

"Kami bersama pemerintah Banyuwangi melebarkan jangkauan program pengelolaan sampah sirkuler ke kabupaten melalui Program Banyuwangi Hijau. Lebih dari itu, kami berharap agar inisiatif ini dapat menjadi inspirasi dan cetak biru bagi program lain untuk mempercepat perwujudan ekonomi sirkuler dan menghindari pencemaran sampah ke lingkungan," ujarnya. 

Duta Besar Norwegia untuk Indonesia, Rut Kruger Giverin mengatakan, TPS Balak yang baru diresmikan ini diharapkan memberi manfaat tak hanya dalam hal penanganan dan pengelolaan sampah, namun juga memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat.

"Terutama pemberdayaan bagi masyarakat di 33 desa disekitar TPS Balak ini. Sekali lagi, saya sangat bangga dengan kerja nyata kami dan mitra-mitra pembangunan kami, dalam membantu pemerintah daerah Banyuwangi menciptakan Banyuwangi yang hijau dan bersih," jelasnya.

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Nani Hendiarti pun juga mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemkab Banyuwangi. 

"Saya sangat mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Program Banyuwangi Hijau dapat menjadi pembelajaran yg dapat direplikasi oleh daerah lain. Pembangunan persampahan tidak akan berkelanjutan apabila tidak ada peran dari pemerintah, pendanaan, dan peran serta masyarakat. Menyentuh perilaku masyarakat agar mau berubah adalah hal yag paling esensial. Kami akan terus mengupayakan terobosan lain seperti Banyuwangi Hijau agar dapat tercipta indonesia yg bersih," bebernya. 

Turut hadir dalam peresmian TPS Balak, Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Komjen. Pol. Tomsi Tohir dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Abdullah Azwar Anas memberikan sambutannya kepada para tamu undangan.

Dalam sambutannya, Menpan RB berterimakasih kepada stakeholder yang sudah membantu program Banyuwangi Hijau.

"DPMD melalui Dana desa, harus mendorong pengelolaan sampah di tingkat desa. Sehingga desa-desa akan jauh lebih bersih, termasuk peran dan keterlibatan Nahdiatul Ulama (NU) dan PKK yang penting dalam membantu persampahan desa," jelasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Dwi Handayani mengatakan TPS Balak diharap mampu menangani sampah organik dan anorganik. Sampah organik akan diolah menjadi kompos dan budidaya magot, sedangkan sampah anorganik akan dipilah dan diteruskan ke industri daur ulang. 

Hingga saat ini, Program Banyuwangi Hijau telah melibatkan setidaknya 800 pendorong perubahan dari kelompok masyarakat, pemerintahan kabupaten, kecamatan, desa, kelompok akademisi, dan organisasi masyarakat.

Pendorong perubahan ini akan terus bertambah dan bergerak. Melalui kolaborasi, edukasi, dan infrastruktur yang tepat, diharapkan pemerintah dan masyarakat dapat mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

"Terima kasih kepada Pemerintah Norwegia, Borealis, PT. Systemiq dan Kemenkomarves yg telah membantu terbangunnya Tempat Pengolahan Sampah Balak ini," kata Yani. 

Pihaknya berharap, dengan serangkaian program yang ada dapat membawa dampak baik bagi Banyuwangi. Utamanya memberi edukasi dan membangun kepekaan masyarakat supaya lebih peduli terhadap lingkungannya. 

"Kami mengharap kesadaran dari masyarakat untuk memilah sampah organik dan anorganik dari rumah, mengurangi volume sampah, tidak membuang sampah sembarangan dan mohon dukungan dari pemerintah desa juga membantu memberikan edukasi ke warganya. Dibutuhkan kolaborasi dan kerjasama antara Pemkab, Pemdes, masyarakat, Akademisi, NGO, PKK, ormas keagamaan dan pihak swasta untuk menciptakan Banyuwangi lebih bersih, sehat, tertata dan lestari," pinta Yani. (***)

Editor : Queen Ve

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow