Desa Wisata Kota Batu Ditekan Kembali Hidup

Kota Batu, SJP - Pemkot Batu terus berupaya untuk menghidupkan kembali desa wisata, mengingat kota yang dikenal sebagai destinasi wisata ini, sudah diketahui oleh wisatawan lokal, regional, bahkan nasional.

Apalagi Kota Batu juga bertopang pada sektor pariwisata, pertanian dan UMKM, sehingga akan terus didorong untuk kembali menggairahkan dan menghidupkan kembali desa wisata. 

Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mengatakan, desa wisata bisa dihidupkan kembali dalam momentum yang tepat pasca pendemi agar setiap desa bisa berbenah. 

"Ada beberapa program yang bisa dilaksanakan untuk kembali menghidupkan dan meningkatkan kunjungan, khususnya desa wisata dengan mempromosikan potensi wisata desa selain wisata alam dan wisata buatan," katanya Sabtu, (18/11/2023).

Ia mencontohkan salah satu desa wisata yang layak dikunjungi yakni Goa Pandawa, di mana di tempat tersebut wisatawan bisa melihat sunrise atau matahari terbit di Kota Batu, yang tak kalah memukau pemandangannya dengan Bromo.

Goa Pandawa sendiri terletak di Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji dan wisatawan, seolah bisa menikmati pemandangan layaknya berada di negeri atas awan. Terlebih saat malam hari, suhu di kawasan tersebut bisa mencapai 14 derajat celsius dan wisatawan juga bisa melihat gemerlap Kota Batu.

Selain itu ada juga desa wisata penghasil bunga hias, yakni Desa Sidomulyo, di mana hampir 90 persen warganya berjualan bunga hias. Kemudian ada petik stroberi di Pandanrejo dan spot wisata paralayang baru di Jalibar Desa Oro-Oro Ombo. 

"Pada intinya saya menginginkan kematangan mendatang di masing-masing desa tematik. Upaya ini hanya melanjutkan ide-ide gagasan pemimpin-pemimpin sebelumnya. Sehingga tidak meninggalkan apa yang sudah diwariskan pemimpin sebelumnya," tegasnya.  

Terlebih, sudah banyak ide-ide inovatif yang pernah digagas oleh pemimpin-pemimpin sebelumnya yang tinggal dieksekusi dan mewujudkan hasil yang lebih maksimal bagi masa depan Kota Batu yang lebih baik.

Hal yang cukup penting yakni pengembangan pembangunan harus tetap menjaga alam dan rencana tata ruang yang terarah dan strategis. Serta tidak boleh mengutamakan pembangunan fisik bangunan yang dapat mengganggu alam dan kehidupan yang sudah baik, sehingga perlu ketegasan pemerintah untuk menjaganya. (*) 

Editor : Rizqi Ardian