Anak Yatim Piatu di Bawah Umur Jadi Korban Penyekapan di Pamekasan

Melati mengaku disekap oleh seorang pria bernama PD, warga asal Desa Bangkes, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan.

28 Mar 2024 - 17:30
Anak Yatim Piatu di Bawah Umur Jadi Korban Penyekapan di Pamekasan
Mapolres Pamekasan

Kabupaten Pamekasan, SJP - WQ (16) alias Melati menjadi korban penyekapan oleh warga Desa Bangkes, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan.

Anak yatim piatu asal Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep, itu disekap selama satu bulan oleh terduga pelaku yang merupakan orang Desa Bangkes.

Atas kejadian itu, Melati yang ditinggal bapak ibunya sejak kecil melaporkan insiden itu ke Mapolres Pamekasan, pada Senin (25/3/2024).

Saat melaporkan peristiwa itu, Melati didampingi paman dan neneknya, serta anggota Polsek Guluk-guluk Sumenep, Faisol.

Dalam laporannya itu, Melati mengaku disekap oleh seorang pria bernama PD, warga asal Desa Bangkes, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan.

Siti, nenek Melati mengatakan, Melati pada Jumat, 23 Februari 2024, sekitar pukul 19.00 WIB, dijemput oleh seseorang yang tidak diketahui identitasnya.

Setelah dijemput oleh pria yang tidak dikenal oleh nenek itu, Melati tidak kunjung pulang ke rumahnya, di Kabupaten Sumenep.

Karena tidak ada kabar selama selama 16 hari, akhirnya pihak keluarga melaporkan kehilangan Melati ke Mapolsek Guluk-guluk Sumenep, pada Minggu, 10 Maret 2024.

Laporan kehilangan Melati tertuang dalam laporan polisi nomor: STLK/B/01/III/ITUK.7.1.1/2024/Polsek, 10 Maret 2024.

Tepat satu bulan disekap, anak yatim piatu yang tinggal bersama neneknya itu mengabarkan keberadaannya dan kondisi terkini kepada pamannya.

Pada, Minggu 24 Maret 2024, Melati mengirim share lokasi kepada pamannya. Setelah mendapat sharelok itu, paman korban bersama anggota Polsek Guluk-guluk bergegas ke lokasi.

“Kami ke lokasi mengikuti sharelok yang dikirim (Melati) bersama anggota Polsek Guluk-guluk,” ucap paman korban.

Usai dijemput, Melati bersama paman, nenek dan anggota Polsek Guluk-guluk Sumenep datang ke Mapolres Pamekasan melaporkan peristiwa yang ditimpa Melati.

Pengakuan Melati, kata paman korban, Melati diancam akan dibunuh oleh terduga pelaku jika Melati pulang ke rumahnya.

“Saya diancam, kalau pulang akan dibunuh semuanya,” kata paman Melati menirukan pernyataan Melati yang dikirim melalui via voice note WhatsApp.

Sementara itu, Faisol anggota Polsek Guluk-guluk mengaku kasihan atas peristiwa yang terjadi pada Melati. Selain daripada itu, Melati merupakan anak yatim piatu.

“Saya kawal karena kasihan, dia anak yatim piatu sejak kecil dan hidup bersama neneknya,” kata Faisol anggota Polsek Guluk-guluk.

Terpisah, Kasihumas Polres Pamekasan Sri Sugiarto mengatakan bahwa kasus tersebut dalam proses penyelidikan.

“Masih penyelidikan mas,” singkatnya. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow