Sepekan belum Surut, Korban Banjir di Mojokerto hanya Bisa Pasrah
Banjir di Mojokerto sudah sepekan belum surut. Warga pun tidak bisa beraktivitas. Bahkan untuk memenuhi kebutuhannya, mereka hanya mengandalkan uluran tangan relawan dan dapur umum.
MOJOKERTO, SJP - Warga yang terdampak banjir di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto saat ini hanya bisa pasrah. Sudah sepekan ini air tak kunjung surut.
Mereka bingung tak tahu lagi harus ke mana. Rumah mereka tergenang air selama sepekan terakhir. Bahkan ketinggian air sudah separuh rumah.
"Bagaimana lagi. Saya pasrah saja. Sampai sekarang juga belum turun (debit airnya)," ucap Rudi (47), warga Desa Tempuran, Sabtu (14/12/2024).
Bagi bapak dua anak yang bekerja sebagai pegawai harian lepas ini, genangan air yang tak kunjung surut membuatnya tidak bisa bekerja.
Sementara waktu, dia hanya mengandalkan uluran tangan dari relawan dan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Ya dari bantuan, relawan-relawan itu," tukasnya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto mengklaim sudah melakukan upaya maksimal dalam mengatasi banjir tahunan di Desa Tempuran.
Bahkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur menerjunkan personel dan bantuan untuk warga terdampak banjir.
Saat ini Pemkab Mojokerto sudah menandatangani surat keputusan (SK) status tanggap darurat bencana. Dan menggunakan biaya tidak terduga (BTT) bencana tahun 2024 senilai Rp3 miliar.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mojokerto, Teguh Gunarko menyebut, anggaran itu akan digunakan untuk menjamin kebutuhan korban banjir dan pengadaan material darurat.
"Memang untuk penanganan bencana. Sisa anggaran Rp3 miliar," kata Teguh, Rabu (11/12/2024) lalu. (*)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?