Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Seluruh Puskesmas Surabaya Akan Dapat Dampingan Dokter Obgyn
Ada 200 dokter spesialis obgyn di Surabaya ysng siap lakukan pendampingan di puskesmas
Surabaya, SJP - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) akan hadirkan Dokter Spesialis Obgyin di tiap puskesmas melalui program "1P1O" guna tekan angka kematian Ibu (AKI) dan bayi (AKB).
Informasi tersebut disampaikan dalam kegiatan Moment (Material and Women's Health Course) & Launching "1P1O" (Program 1 Puskesmas 1 Obgyn) yang diadakan di Gedung FK Unair Surabaya pada Sabtu, (06/01/2024).
Sebagai informasi, Obgyn (Obsgin) sendiri adalah istilah atau singkatan dari Obstetri dan Ginekologi.
Obsteri berarti menangani kehamilan dan persalinan, sedangkan ginekologi berkaitan dengan organ reproduksi wanita dan masalah kesehatan terkait.
Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG., Subsp.F.E.R. selaku Dekan Fakultas Kedokteran Unair mengungkapkan bahwa program "1P1O" itu tercetus pada bulan agustus 2023 lalu saat ada kunjungan Walikota Surabaya, Eri Cahyadi.
Dalam perwujudan program ini, Pemkot Surabaya dan FK Unair juga menggandeng Perkumpulan Obsteri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Prof Budi jelaskan bahwa ada 200 dokter spesialis Obgyn di Surabaya yang siap disebarkan untuk melakukan pendampingan di tiap-tiap puskesmas.
"200 dokter ini bukan saja yang mengurusi yang ada di rumah sakit tapi mereka juga ada di preventifnya supaya angka kematian ibu bisa turun," ujar Prof Budi usai kegiatan launching program 1P1O.
"Kalau dibandingkan dengan provinsi dan kabupaten lain di Indonesia kita (Surabaya) termasuk rendah, namun secara totalitas masih tinggi. Padahal beberapa waktu lalu Vietnam ada dibawah kita namun sekarang mereka jauh lebih baik," imbuhnya.
Mewakili Walikota Surabaya yang berhalangan hadir, adapun Ikhsan selaku Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Surabaya sangat apresiasi langkah komitmen dari Fakultas Kedokteran Unair untuk menjaga kualitas kesehatan di Surabaya.
"Jadi pelayanan itu bukan hanya ketika nanti sudah ada kejadian baru terasa sakit tapi dari awal pun itu sudah bisa ditangani sehingga kemudian betul-betul ibu yang melahirkan itu bisa dengan selamat dan anak-anaknya juga selamat," terang Ikhsan.
Iksan sampaikan bahwa di Kota Surabaya dalam kurun waktu tahun 2023 tercatat ada 13 jumlah kasus kematian Ibu dan bayi saat proses persalinan.
"Untuk target, tentu ingin kedepan Zero kasus, atau tidak ada lagi ibu maupun bayi yang meninggal,"
Iksan informasikan bahwa saat ini Kota Surabaya telah memiliki 63 puskesmas, dan jumlah puskesmas yang sudah mendapat pendampingan dokter spesialis di bidang Obgyn baru berjumlah 23 puskesmas.
Pemkot Surabaya beserta seluruh pihak yang berkolaborasi dalam program 1P1O berupaya di awal semester tahun 2024, 64 puskesmas di Kota Surabaya sudah mendapatkan pendampingan Dokter Spesialis Obgyn secara merata.(*)
Editor: trisukma
What's Your Reaction?