Angka Stunting di Kabupaten Lamongan Turun Dratis Lampui Target BKKBN

Pemkab Lamongan mampu atasi kasus stunting capai hingga 27,05 pada tahun 2022. Terbukti tahun 2023 angka stunting turun drastis menjadi 9,4, angka tersebut merupakan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI)

26 Apr 2024 - 03:15
Angka Stunting di Kabupaten Lamongan Turun Dratis Lampui Target BKKBN
Wakil Bupati Lamongan Abdul Rouf ( batik Coklat ,tengah) bersama Ketua Tim Penggerak PKK dan Sekda Kab. Lamongan serta Tim PASTI melakukan foto bersama usai rapat terkait penurunan stunting di Lamongan. ( Foto : Dok/ Atma/ SJP)

Kabupaten Lamongan, SJP- Penurunan kasus stunting hasil dari ragam upaya yang telah dilakukan Pemkab Lamonganberhasil mencapai melampui target dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yakni 12,3 persen pada tahun 2024. 

Bupati Lamongan yang akrab di sapa pak Yes jelaskan penurunan persentase stunting di Lamongan dapat dilihat dari angka Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) tahun 2023, stunting di Kabupaten Lamongan menurun. 

Pada Februari 2022 angkanya menempati 6,80 persen, untuk Agustus 2022 menempati angka 5,70 persen. Dan pada Februari tahun 2023 menempati angka 4,80 persen dan pada Agustus 2023 menempati angka 4,01 persen.

"Kasus stunting Lamongan memang pada tahun 2022 berada pada kategori tinggi, namun terus kita upayakan untuk menekan kasus stunting dengan berbagai upaya. Upaya tidak hanya sebatas pengobatan melainkan kita gencarkan mulai pencegahan stunting," tutur Bupati Lamongan Yuhronur Efendi.

Karena upaya penurunan stunting di Kabupaten Lamongan dilakukan secara bertahap. Tidak hanya fokus pada penanganan penderita, melainkan ada edukasi pada orang tua hingga remaja. 

Selain itu juga dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai pihak  melalui beberapa program inovasi, diantaranya ialah program 1-10-100 

Bekerja sama dengan PKK, program ini digagas untuk penanganan balita stunting dengan memberikan bantuan makanan yang bergizi dengan melibatkan swadaya masyarakat dan CSR.

Dimana 1 paket di berikan kepada 10 anak dan selama 100 hari, inovasi Minalisa Berdansa ( Mobil Pelayanan Keliling Desa Bersama Bidan Desa), Sekolah Orang Tua Hebat (Soth), Gerakan Bersama Cegah Ibu Hamil Anemia, Tilik I Insert Bumil (Tingal Klik Informasi Seputar Kesehatan Ibu Hamil), Ransel Si Dora (Gerakan Selamatkan Ibu Hamil Dengan Siaga Donor Darah), Resa Bersama Dashat (Remaja Sehat Bersama Dapur Sehat Atasi Stunting), Forikan (Forum Gemar Makan Ikan), Audit Kasus Stunting tingkat Kecamatan, Pemberian Sertifikat untu Ibu Menyusui, Skrining (Pendataan Keluarga Beresiko stunting), dan lainnya.

"Selain bertahap, penanganan kasus stunting di Lamongan juga dilakukan bersama lintas sektor. Sehingga seluruh program inovasi direalisasikan bekerjasama dengan lintas OPD, Pemdes, PKK, masyarakat dan lainnya. Tujuannya ialah mengakselerasi penurunan kasus stunting," terang pak Yes (*)

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow