Suasana Haru Selimuti Pengukuhan Guru Besar FPP UMM

Pengukuhan yang hanya dihadiri suami almarhumah Prof Maftuchah, Prof Dr Aris Winaya, digelar di Gedung Kuliah Bersama (GKB) IV UMM

09 Mar 2024 - 14:30
Suasana Haru Selimuti Pengukuhan Guru Besar FPP UMM
Prof Dr Aris Winaya (depan), saat duduk di sebelah foto almarhumah Prof Dr Maftuchah. (Toski/SJP).

Kota Malang, SJP - Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar pengukuhan pasangan suami istri (Pasutri) menjadi guru besar.

Mereka yakni, Prof. Dr. Ir. Aris Winaya, M.M., M.Si. IPU. ASEAN Eng, sebagai Guru Besar bidang Ilmu Peternakan, istrinya Prof Dr Maftuchah sebagai guru besar bidang Ilmu Agroteknologi dengan status anumerta, karena yang bersangkutan wafat menjelang pengukuhannya.

Pengukuhan yang hanya dihadiri suami almarhumah Prof Maftuchah, Prof Dr Aris Winaya, digelar di Gedung Kuliah Bersama (GKB) IV UMM, Sabtu (9/3/2024).

Dalam pidato pengukuhannya, Prof Aris menyampaikan orasi ilmiahnya secara langsung, yang bertajuk ‘Aplikasi Teknologi DNA dalam Penguatan Strategi Konservasi Sumber Daya Genetik Ternak di Indonesia.’ 

"Beberapa negara yang berkomitmen untuk mempertahankan potensi genetik ternak lokal akan terus mengamati tren perkembangan bidang peternakan," ucapnya.

Untuk itu, lanjut Prof Aris, teknik genetika molekuler diperkirakan akan memiliki dampak yang cukup besar di masa depan.

Misalnya tes berbasis DNA untuk gen yang mempengaruhi sifat kualitatif yang sulit diukur saat ini, seperti kualitas daging atau ketahanan terhadap penyakit.

Hal Ini juga akan membuka jalan menuju kemungkinan kemajuan dalam evolusi biologi, pemuliaan hewan dan hewan model untuk penyakit manusia. 

"Misalnya saja, seleksi genomik yang seharusnya bisa meningkatkan dua kali lipat keuntungan genetik dalam industri susu. Meski begitu, ada tantangan tersendiri. Seperti terjadinya revolusi dalam bidang pemuliaan ternak sebagai alat dan teknik yang berbeda dengan pemuliaan konvensional selama ini," jelasnya.

Sedangkan, Aris menambahkan, bahwa studi tentang keragaman breed sapi lokal Indonesia berbasis DNA akan mencerminkan variasi genetik mereka dari sisi esensi.

Apalagi, saat ini sumber daya genetik sapi-sapi asli Indonesia semakin menurun tajam. Maka studi tentang keragaman breed sapi asli Indonesia semakin penting. 

"Konservasi keanekaragaman genetik ternak lokal harusnya sudah menjadi program yang wajib diimplementasikan," terangnya.

Selain menyajikan orasi ilmiah menarik, prosesi pengukuhan tersebut juga menceritakan bagaimana Aris dan Maftuchah saling mendukung satu sama lain hingga mencapai titel guru besar.

Aris menceritakan kisah pada tahun 1994, dimana ia dan istri menikah. Kemudian penantian panjang selama sembilan tahun untuk mendapatkan amanah buah hati. 

Bahkan juga perjuangan Maftuchah yang harus menyelesaikan studi di Bogor saat masih hamil. Serta upaya Aris bolak balik Malang-Bogor untuk menemani sang istri sembari menjalankan tugas sebagai dosen di UMM.

"Sebenarnya direncanakan sudah lama agar bisa dikukuhkan bersama. Jadi maunya kita kan pasangan Guru Besar. Tapi Allah berkehendak lain sehingga hari ini ya in memorial saja," urainya. 

"Beliau meninggal sehari sebelum Pemilu, tepatnya 13 Februari 2024. Karena komplikasi," tambahnya. 

Di sisi lain, orasi ilmiah yang sudah disusun Prof Maftuchah juga berhasil tersampaikan melalui teknologi AI.

Orasinya membahas mengenai pengembangan teknologi budidaya tanaman jarak pagar (jatropha curcas linn) untuk mendukung ketersediaan sumber bahan bakar biodiesel. 

"Saya sangat berterimakasih kepada UMM karena telah menghargai apa yang sudah dicapai dosen-dosennya, termasuk istri saya. Jadi tidak sekedar meninggal kemudian lupa," tandasnya. 

"Ini bagian dari penghargaan kepada istri saya karena sudah mencapai capaian tertinggi untuk kariernya," imbuhnya. (**)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow