Sri Fatmawati: Dosen Perempuan Indonesia Pertama yang Memenangkan Dr Willmar Schwabe Award

Dosen Departemen Kimia Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS meraih penghargaan bergengsi bernama Dr Willmar Schwabe Award 2024 yang diserahkan secara langsung di Krakow, Polandia.

19 Jul 2024 - 21:00
Sri Fatmawati: Dosen Perempuan Indonesia Pertama yang Memenangkan Dr Willmar Schwabe Award
Sri Fatmawati saat menyampaikan hasil penelitiannya di Kongres Internasional Himpunan Penelitian Tanaman Obat dan Bahan Alam 2024 di Polandia (Humas ITS/SJP)

Surabaya, SJP - Tenaga pendidik di Indonesia kini semakin menunjukkan kualitas mereka, hal ini dibuktikan oleh berbagai prestasi yang diraih oleh akademisi dari berbagai institusi pendidikan tinggi di tanah air, yang mampu berkompetisi dan berinovasi di kancah internasional

Salah satunya adalah Sri Fatmawati SSi MSc PhD, yakni dosen dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang kembali membanggakan almamaternya dengan meraih penghargaan internasional lewat riset kimia bahan alam. 

Dosen Departemen Kimia Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) ITS tersebut, meraih penghargaan bergengsi bernama Dr Willmar Schwabe Award 2024 yang diserahkan secara langsung di Krakow, Polandia, Senin (15/7) lalu.

Sebagai informasi, Dr Willmar Schwabe Award merupakan penghargaan dua tahunan yang diberikan oleh Society for Medicinal Plant and Natural Product Research (GA), yang menyasar ilmuwan muda yang berdedikasi pada penelitian farmakologis atau klinis di bidang tanaman obat dan bahan alam. 

Pada gelaran yang bertepatan dengan Kongres Internasional Himpunan Penelitian Tanaman Obat dan Bahan Alam tersebut, perempuan yang kerap disapa Fatma ini keluar sebagai pemenang tunggal. 

Capaian ini sekaligus membawa Fatma menjadi perempuan Indonesia pertama yang menyabet gelar prestisius yang juga berhadiah €10.000.

"Melalui forum ini, saya juga mendapat kesempatan untuk mempresentasikan hasil penelitian saya di hadapan 1.200 peserta kongres dari seluruh dunia,” tutur Fatma, Jum'at (19/7).

Dalam proses seleksinya, Wakil Kepala Pusat Penelitian Agri-pangan dan Bioteknologi ITS ini menjelaskan, ia diminta untuk mengirimkan maksimal tiga publikasi yang telah diterbitkan selama tiga tahun terakhir dan portofolio dirinya. 

Adapun juri yang menilai terdiri dari Presiden dan Wakil Presiden Himpunan Penelitian Tanaman Obat dan Bahan Alam, Pemimpin Redaksi Planta Medica, serta perwakilan dari Dr Willmar Schwabe GmbH & Co.

Diterangkan dosen dari Laboratorium Kimia Bahan Alam dan Sintesis (KIBAS) Departemen Kimia ITS ini, dalam riset kimia bahan alam yang digelutinya, ia menaruh fokus besar riset pada topik terkait jamu. 

“Dalam topik ini, saya mempelajari berbagai hal terkait peningkatan kualitas bahan, bioaktivitas teknologi pembuatan jamu, pemberdayaan sumber daya petani, hingga kolaborasi industri,” paparnya.

Fatma mengungkapkan bahwa ia telah menerbitkan lebih dari 50 makalah di jurnal internasional dan mengumpulkan 2.601 kutipan, yang secara tidak langsung memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penemuan kandungan kimia dalam obat-obatan tradisional Indonesia.

Tak hanya itu, Fatma juga berhasil membuktikan relevansi farmakologis, mengidentifikasi bioaktivitas tanaman herbal lokal, hingga memberdayakan petani dan peneliti perempuan lainnya.

Melalui penghargaan ini, Fatma mengaku semakin terdorong untuk berkontribusi pada penelitian yang berdampak bagi kebermanfaatan masyarakat luas dan berharap generasi muda, khususnya perempuan peneliti, akan terus berupaya mengembangkan riset di bidangnya. 

“Karena ilmuwan yang berdedikasi merupakan pilar untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa,” tutupnya. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow