Serba Serbi Yang Bawa Untung dan Sial di Perayaan Imlek

Malang, SJP – Tahun baru Imlek identik dengan busana warna merah. 

Sudah bukan rahasia bahwa merah adalah warna keberuntungan utama di tradisi kuno Tiongkok diman merah juga melambangkan kekuatan dan kemakmuran.

Setelah festival berlalu, banyak yang mungkin akan kembali mengenakan pakaian berwarna normal meski ada pengecualian.

Bagi mereka yang bershio Naga tahun ini, maka mereka merasa wajib mengenakan busana merah hingga berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan sepanjang tahun!

Terkadang, warna merah tidak cukup dan ditambah dengan paduan warna emas.

Selain terlihat cerah, emas merupakan warna yang mewah dan konon melambangkan kekayaan.

Amplop angpao pun berwarna merah dan kuning, dengan jumlah uang yang tidak boleh ganjil dan tidak berhubungan dengan angka 4 karena terkait dengan kematian.

Hal-Hal Tabu Tahun Baru Imlek!

Warna hitam saat Tahun Baru Imlek sangat tabu karena warna ini terkait erat dengan kematian sehingga dianggap membawa sial.

Warna putih polos juga dianggap bawa sial karena tidak mencerminkan keceriaan.

Kepercayaan kuno juga menganggap bahwa merayakan Tahun Baru Imlek dengan tidak membeli  dan memakai sepatu baru karena dianggap sebagai awal nasib buruk.

Satu lagi yang dianggap tabu adalah mengenakan pakaian ‘rusak’ termasuk celana jeans robek.

Busana yang terlihat kumal atau sobel dianggap nasib buruk.

Hal-hal tabu lainnya menurut kepercayaan Tiongkok kuno salah satunya adalah makan bubur karena melambangkan kemiskinan.

Bubur hanya boleh dikonsumsi sehari-hari dan bukan saat perayaan Tahun Baru.

Hal tabu lainnya adalah potong rambut dan keramas karena dianggap membuang keberuntungan.

Intinya, di Tahun Baru Imlek, semua yang dilakukan harus dapat membawa keberuntungan sepanjang tahun. (**)

Sumber: China Highlights

Editor: Tri Sukma