Seniman Pecut Kediri Demo Dugaan Penyelewengan Jasmas Anggota DPRD

Persoalan itu bermula ketika Moh Hanif ‘meminta’ dana jamas untuk kegiatan kesenian Pecut Samandiman senilai Rp70.225.000. Dengan persyaratan, bila Hanif bersedia maju menjadi calon legislatif dari Partai Hanura.

08 Jan 2024 - 14:30
Seniman Pecut Kediri Demo Dugaan Penyelewengan Jasmas Anggota DPRD
Sejumlah seniman pecut Samandiman saat unjuk rasa di depan gedung DPRD (wawan/sjp)

Kota Kediri, SJP - Sejumlah seniman yang dari Komunitas Pecut Samandiman Kota Kediri berunjuk rasa di depan Kantor Kejaksaan Negeri dan DPRD setempat, pada Senin (8/1/2024).

Di kantor Kejaksaan, mereka desak Korps Adhyaksa selidiki kasus dugaan penyelewengan anggaran hibah Tahun 2020-2023 Anggota DPRD Kota Kediri dari Partai Hanura Bambang Giantoro.

Ketua Paguyuban Pecut Samandiman Kota Kediri Mohammad Hanif beberkan modus dugaan penyimpangan anggaran jaring aspirasi masyarakat (Jasmas) Bambang Giantoro.

Dimana, dana Jasmas yang seharusnya diterima oleh kelompok masyarakat (pokmas) diambil kembali seorang ‘operator’.

“Dari Jasmas itu dibentuk pokmas dan ada yang mengoperatori. Setelah uang cair dari bank, diambil kembali. Nilainya ada yang Rp350 juta, ada Rp100 juta dan Rp80 juta. Semua ada buktinya dan ada orangnya,” ujar Hanif.

Hanif ketahui seluk beluk anggaran dana Jasmas Bambang Giantoro tersebut pasalnya ia sebagai Laskar Muda Hanura.

Bahkan, dirinya mengaku, menjadi salah satu korban dari dugaan penyelewengan dana tersebut.

Usai dari Kejaksaan Negeri Kota Kediri, massa melanjutkan aksinya ke Gedung DPRD setempat.

Mereka meminta Badan Kehormatan Dewan untuk periksa anggaran hibah Jasmas Bambang Giantoro dan berikan sanksi apabila terbukti.

Sayangnya dalam aksi ini, mereka tidak ditemui oleh satupun anggota DPRD dan mereka hanya ditemui Sekretaris DPRD Kota Kediri Rahmad Hari Basuki.

Sementara itu saat ditemui di ruang Fraksi, Anggota DPRD Kota Kediri dari Partai Hanura Bambang Giantoro membantah tuduhan dari seniman tersebut.

Ketua DPC Partai Hanura Kota Kediri itu justru membeberkan latar belakang masalahnya dengan Ketua Paguyuban Pecut Samandiman Moh Hanif.

Persoalan itu bermula ketika Moh Hanif ‘meminta’ dana jamas untuk kegiatan kesenian Pecut Samandiman senilai Rp70.225.000.

Dengan persyaratan, bila Hanif bersedia maju menjadi calon legislatif dari Partai Hanura.

“Awal permasalahannya, Hanif meminta kepada saya dana senilai 70.225.000. Bahwa saya akan memberikan PAK-saya tahun 2023 secara bertahap, pertama senilai 30 juta dulu. Tapi ini ada catatannya, kalau dia maju menjadi caleg Hanura,” jelas Bambang.

Bambang tambahkan, perjanjian tersebut dikuatkan dengan bukti tanda tangan dirinya dan Moh Hanif.

Tetapi pada akhirnya, Moh. Hanif tidak maju sebagai Caleg Hanura pada Pemilu 2024, sehingga Bambang membatalkan pemberian hibah jamas itu.

“Jika tidak maju caleg hanura 20224-2029, maka ini batal. Karena dia tidak maju, saya tidak memberikan dana itu,”jelas Bambang.

Masih lanjut Bambang, dari situlah dirinya mendapatkan tekanan dan bahkan ancaman dari Hanif. Namun hal tersebut tidak diindahkan oleh Bambang.

“Dia mulai mengancam saya , dengan memberi tahu teman saya. Katanya kantornya pak Bambang, dia akan menurunkan papan namanya Hanura dan saya akan las,” tegas Bambang.

Bambang sayangkan sikap Moh Hanif yang menuduhnya secara pribadi.

Melihat sasaran aksinya ke ranah institusi, Bambang menilai langkah Hanif sarat politik.

Dan dia bisa laporkan sebagai bentuk ancaman dan pembunuhan karakter serta pencemaran nama baik terhadapnya.(*)

editor: trisukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow