Selamatkan Lingkungan, Emak-emak Kreatif Probolinggo Sulap Limbah Banner Caleg Jadi Tas Belanja
Pencetus ide kreatif ini adalah Katarina Suhendar Triningrum warga Perum Kopian, Kota Probolinggo, Jawa Timur
Kota Probolinggo, SJP - Potensi polusi dan kerusakan lingkungan akibat limbah banner caleg cukup mengkhawatirkan pasca Pemilu 2024.
Tetapi hal ini tidak berlaku bagi emak-emak bertangan terampil di Kota Probolinggo ini karena limbah banner caleg disulap menjadi tas belanja nan cantik.
Aksi ini juga dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya limbah banner yang sulit terurai.
Pencetusnya adalah Katarina Suhendar Triningrum, warga Perum Kopian, Kota Probolinggo, Jawa Timur.
“Senin kemarin kami lihat banyak bekas banner caleg di Bawaslu. Ditumpuk begitu saja, kan sayang kalau dibiarkan begitu saja,” katanya, Rabu (21/02/2024).
Wanita yang akrab disapa Bu Asep ini pun langsung mencoba menghubungi Dinas Lingkungan Hidup setempat.
Kebetulan, ia juga aktif di Paguyuban Peduli Sampah (Papesa), yang dibina DLH.
Banner caleg yang melimpah itu, dipotong sesuai ukuran. Lalu dijahit hingga membentuk tas belanja berbagai macam ukuran.
“Saya ambil yang kecil, sehingga bisa langsung diproses sesuai ukurannya itu, jadi besar kecilnya ini bervariasi,” ujarnya.
Dengan bahan baku banner caleg yang melimpah, Katarina sudah memproduksi sedikitnya 200 unit tas belanja cantik.
“Sejak Senin kemarin sudah ada sekitar dua ratusan, rencana kami buat sampai tiga ratus lebih,” sebutnya.
Tas-tas belanja ini, rencananya akan dibagikan ke pasar baru dan sejumlah pasar tradisional lainnya di Kota Probolinggo.
Kendati dibuat dari banner caleg, pembagian tas belanja ini bukan untuk tujuan kampanye politik. Melainkan kampanye untuk menyelamatkan lingkungan, dari bahaya plastik dan bahan yang susah terurai secara alami.
“Kalau pemakaian normal, artinya untuk belanja sehari-hari, bisa bertahan minimal dua tahun pemakaian,” katanya.
Kendati akan dibagikan gratis, ada pula warga yang berniat membeli dan memesan secara khusus pada katarina. Satu unit tas, dihargai mulai dari lima ribu rupiah saja.
Dalam proses pembuatannya, Katarina tidak sendirian. Ia dibantu beberapa emak-emak sekitar kompleks perumahannya yang menganggur namun memiliki keterampilan menjahit.
Sehingga bisa sekaligus memberdayakan emak-emak untuk mendapat pekerjaan.
“Ya bagus pak kalau hanya untuk ke pasar. lebih praktis dari pada harus menumpuk kantong plastik. Pakai ini kan enak, bisa dipakai lagi nanti dan lebih ramah lingkungan,” kata salah satu warga, Endang.
Secara tidak langsung, ada efek domino dari pemanfaatan limbah banner caleg ini menjadi tas belanja cantik mulai dari semangat menyelamatkan lingkungan, sampai dengan membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.(*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?