BOJONEGORO, SJP- Di musim penghujan yang tengah memasuki puncaknya ini, terdapat ratusan desa yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bojonegoro berpotensi terdampak banjir, banjir luapan sungai Bengawan Solo maupun banjir bandang.
Sesuai data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro rincianya yakni, 88 desa berpotensi terdampak banjir luapan sungai Bengawan Solo, sedangkan yang berpotensi terdampak banjir bandang sebanyak 55 desa yang berdekatan dengan wilayah hutan.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Bojonegoro, Laela Noer Aeny mengungkapkan, data pemetaan menunjukan 88 desa rawan terdampak luapan air sungai Bengawan Solo itu tersebar di 15 kecamatan. Terdapat 4 kecamatan yang masuk kategori potensi tinggi hingga paling tinggi.
"Kecamatan Trucuk kategori potensi tinggi, dan tiga lagi, yakni Kecamatan Malo, Kalitidu, serta Kanor kategori paling tinggi," ungkapnya, Sabtu (14/12/2024).
Selanjutnya 55 desa yang terdata berpotensi terdampak banjir bandang sebaranya di 14 kecamatan, yakni Kecamatan Kedewan, Kasiman, Malo, Sekar, Ngambon, Gondang, Temayang, Bubulan, Sukosewu, Dander, Balen, Ngasem, Kapas, dan Ngraho.
"Kategori potensi paling tinggi yakni Kecamatan Sekar, Gondang, Temayang, Sukosewu, dan Malo," lanjutnya.
Pihaknya juga sudah melakukan monitoring terhadap wilayah-wilayah yang berpotensi terdampak banjir tersebut guna menentukan jalur evakuasi hingga titik kumpul jika terjadi banjir.
"Sudah kami monitoring untuk menentukan jalur evakuasi dan titik kumpul jika terjadi bencana," beber Ani, sapaan akrab Kalaksa BPBD Kabupaten Bojonegoro.
Sementara itu, tinggi muka air sungai Bengawan Solo pada Jumat (13/14/2024) masih berstatus normal, data itu didapat pihak BPBD Kabupaten Bojonegoro dari Perum Jasa Tirta Divisi Jasa Asa 3.
Meski begitu, BPBD Kabupaten Bojonegoro meminta warga tetap waspada, terutama bagi mereka yang tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo.
"Kami terus memantau perkembangan tinggi muka air Bengawan Solo," pungkasnya. (*)
Editor : Rizqi Ardian