Resistansi Insulin: Kenali Gejala dan Cegah Segera!
Tanpa pengobatan yang tepat, resistensi insulin dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2
Malang, SJP - Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh manusia kurang responsif terhadap insulin.
Insulin adalah hormon yang diproduksi pankreas dan berperan penting atur kadar gula darah dengan bantu sel menyerap glukosa dari makanan dikonsumsi tubuh untuk energi.
Seseorang yang alami resistensi insulin adalah karena kadar gula darah yang tinggi secara konsisten.
Banyak orang tidak menyadari mereka derita resistensi insulin sampai mereka melakukan tes darah.
Biasanya, gejala tidak disadari pada tahap awal dan berkembang secara bertahap.
Ketika resistensi insulin berkembang, perubahan signifikan adalah penambahan berat badan, sering buang air kecil, kelelahan, dan gejala lainnya.
Tanpa pengobatan yang tepat, resistensi insulin dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Gula Darah Tinggi
Gula darah tinggi—secara medis dikenal sebagai hiperglikemia—mengacu pada tingginya kadar glukosa dalam darah.
Gejala ini seringkali merupakan salah satu tanda awal resistensi insulin.
Jika dokter perkirakan seseorang tunjukkan tanda-tanda gula darah tinggi atau mungkin berisiko diabetes, biasanya dilakukan tes hemoglobin A1C, yang periksa peningkatan kadar gula darah dan ukur rata-rata kadar gula darah selama tiga bulan terakhir.
Hasil A1C yang kurang dari 5,7% dianggap sebagai tingkat normal.
Namun hasil antara 5,7% dan 6,4% indikasikan seseorang resisten terhadap insulin dan menderita pradiabetes—suatu kondisi yang berarti seseorang iliki kadar gula darah lebih tinggi dari normal.
Tetapi hasil ini tidak cukup tinggi untuk klasifikasikan Anda sebagai diabetes tipe 2.
Namun, hasil A1C 6,5% atau lebih tinggi berarti Anda didiagnosis menderita diabetes tipe 2.
Kolesterol Tinggi
Insulin berperan dalam cara tubuh Anda mengatur penggunaan dan penyimpanan lemak dan kolesterol.
Tes darah sederhana dapat menunjukkan apakah Anda memiliki kolesterol tinggi.
Resistensi insulin terjadi jika tes darah tunjukkan hasil:
- Peningkatan trigliserida (lemak darah)
- Peningkatan kolesterol LDL
- Penurunan kolesterol HDL ("baik").
- Berat Badan Meningkat
Ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin, tubuh sulit gunakan gula sebagai energi dengan baik.
Hal ini picu kadar glukosa lebih tinggi dalam aliran darah.
Tubuh produksi lebih banyak insulin untuk mengimbangi kadar gula darah tinggi.
Namun produksi insulin berlebih ini bisa memengaruhi tubuh Anda untuk menyimpan lebih banyak lemak dari biasanya, terutama di sekitar pinggang.
Pertambahan berat badan perut ini sering dikaitkan dengan resistensi insulin.
Cepat Lelah
Kelelahan adalah salah satu gejala khas resistensi insulin, pradiabetes, dan diabetes.
Resistensi insulin mempengaruhi seberapa efektif sel Anda menyerap glukosa untuk energi.
Akibatnya, tubuh Anda kesulitan menggunakan glukosa secara efisien, sehingga menyebabkan penurunan energi dan peningkatan kelelahan.
Selain itu, kondisi ini dapat menyebabkan perubahan kadar gula darah yang berfluktuasi, yang juga dapat menyebabkan rasa lebih lelah.
Sering Buang Air Kecil
Sering buang air kecil, atau poliuria, adalah upaya tubuh Anda untuk membuang kelebihan glukosa dan ini tanda umum resistensi insulin dan pradiabetes.
Ketika kadar glukosa tinggi, ginjal bekerja keras untuk hilangkan kelebihan glukosa dari darah.
Biasanya, glukosa disaring keluar dari aliran darah dan masuk ke ginjal dan kemudian ginjal serap kembali gula tersebut kembali ke aliran darah.
Namun, ketika kadar glukosa darah selalu tinggi, ginjal tidak dapat serap kembali kelebihan gula tersebut.
Kelebihan glukosa di ginjal paksa tubuh Anda masukkan gula ke dalam urin dan mengambil air dari jaringan tubuh—yang menyebabkan peningkatan produksi urin.
Sering Haus
Karena kelebihan gula dalam aliran darah membuat Anda lebih sering buang air kecil, tubuh Anda kehilangan lebih banyak cairan melalui urin.
Lebih sering buang air kecil dapat sebabkan hilangnya air dalam tubuh dan berisiko mengalami dehidrasi.
Akibatnya, biasanya Anda merasa lebih haus sepanjang hari, karena tubuh mencoba mengkompensasi cairan yang hilang.
Perubahan Kulit
Jika Anda mengalami resistensi insulin atau pradiabetes, area kulit tertentu seperti ketiak atau bagian belakang dan samping leher mungkin mulai terlihat warnanya lebih gelap.
Kondisi ini disebut akantosis nigrikans.
Selain kulit yang menjadi gelap, area kulit ini juga dapat mengembangkan beberapa pertumbuhan kulit kecil yang disebut kutil.
Kesemutan di Bagian Bawah Kaki
Kesemutan di kaki sering kali merupakan gejala resistensi insulin.
Kadar gula darah yang tinggi, meskipun Anda tidak menderita diabetes, dapat menyebabkan neuropati—suatu kondisi yang menyebabkan kerusakan saraf.
Kerusakan saraf sering kali dimulai di kaki dan dapat menyebabkan sensasi kesemutan, mati rasa, atau perasaan “kesemutan”. (**)
Sumber: Yahoo Life
Editor: trisukma
What's Your Reaction?