Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa PC Kota Malang Berganti dalam Muscab 2024 di Ma Chung
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (Fisip) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Profesor Wahyudi Winarjo resmi terpilih menjadi Ketua Pengurus Cabang Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Kota Malang.
MALANG, SJP — Organisasi Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) adakan Musyawarah Cabang (Muscab) di Universitas Ma Chung Kota Malang, Minggu 8 Desember 2024.
Muscab meliputi agenda Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) kepengurusan Periode 2020-2024, serta Pemilihan Ketua Pengurus Cabang (PC) Kota Malang Periode 2024 - 2028.
Agenda tersebut juga dihadiri oleh Ketua Pengurus Daerah (PD) Perhimpunan INTI Jawa Timur (Jatim), Stefanus Budi Widjaya.
Dalam sambutannya, Stefanus mengamanahkan agar kepengurusan baru tetap berpegang teguh pada AD/ART serta visi misi Perhimpunan INTI mendatang.
Hasilnya, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (Fisip) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Profesor Wahyudi Winarjo, resmi terpilih menjadi Ketua Pengurus Cabang Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Kota Malang.
Dalam mengemban tugas barunya tersebut dirinya bakal melanjutkan tongkat kepemimpinan tahun 2024 hingga 2028 menggantikan Agus Endra di periode sebelumnya.
Prof Wahyudi bakal menjalankan amanah sesuai dengan kebijakan organisasi yang telah berdiri di Indonesia sejak 1999 dan resmi ada di Malang pada tahun 2017 tersebut.
Dalam sambutannya, Wahyudi menekankan beberapa prinsip dan program organisasi yang bakal berjalan.
"Pertama, berkomitmen tegak lurus pada kebijakan dan keputusan organisasi mulai dari Pusat, Daerah, dan Cabang. Kedua, siap menjalankan visi Perhimpunan INTI, yakni menjadi organisasi sosial kemasyarakatan yang modern, maju, terbuka, dan bercitra internasional, serta merealisasikan misi organisasi melalui partisipasinya dalam pembangunan nasional," ucapnya, Minggu (8/12/2024).
"Ketiga, mencanangkan Panca Dharma, yakni pendidikan berkarakter kebangsaan berbasis kurikulum kearifan lokal Bumi Arema (Mixing antara Nasionalisme Tionghoa Indonesia dan Kultur Budaya Bumi Arema), Penelitian Historitas Indonesia Tionghoa, pengabdian kepada masyarakat kerja sama dengan seluruh lembaga sosial kemasyarakatan yang sejalan dengan visi misi organisasi, serta pengembangan seni budaya Indonesia Tionghoa," imbuhnya.
Menurutnya secara terstruktur, bersama para pengurus berkeinginan dapat menjadi fasilitator peningkatan ekonomi rakyat, khususnya bidang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
"Misalkan membuat Pasar Rakyat Bersama INTI dan UMKM secara bulanan, dan nanti bakal banyak hal yang bisa dikerjakan bersama-sama," pungkasnya. (0)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?