Rangsang Ketahanan Pangan Masyarakat Osing Banyuwangi, Lewat Raksa Rumyat Bentur

Secara harfiah “Raksa” artinya menjaga, “Rumyat” artinya merawat, dan “Bentur” artinya pekarangan. Program tersebut merupakan strategi ketahanan pangan bagi masyarakat adat. 

20 Nov 2023 - 11:45
Rangsang Ketahanan Pangan Masyarakat Osing Banyuwangi, Lewat Raksa Rumyat Bentur
Festival Raksa Rumyat Bentur di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi

Kabupaten Banyuwangi, SJP - Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi merupakan salah satu permukiman penduduk Suku Osing di Bumi Blambangan. Masyarakat di Desa Kemiren masih memegang teguh ritual adat dan kebudayaan leluhur Osing. 

Karena kelestariannya, Desa Kemiren ditetapkan menjadi destinasi Desa Adat Osing yang ada di Bumi Blambangan. 

Terbaru Kemendikbud Ristek turut menyempurnakan kelestatian adat Osing di Desa Kemiren. Salah satunya lewat 'Raksa Rumyat Bentur'. 

Secara harfiah “Raksa” artinya menjaga, “Rumyat” artinya merawat, dan “Bentur” artinya pekarangan. Program tersebut merupakan strategi ketahanan pangan bagi masyarakat adat. 

Kegiatan yang dimulai sejak tanggal 17 November lalu itu, menghadirkan beberapa narasumber. Diantaranya Direktur Ijen Geopark Abdillah Baraas, Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, Wiwin Indiarti, dan Pelaku Industri Creative Vikcy Hendri Kurniawan.

Hari kedua dilanjutkan dengan kegiatan cooking class, belajar budidaya dan penanaman tanaman pangan lokal, workshop tanaman pekarangan oleh Mbah Janung dan Titis Sriyanti.

Kemudian di malam hari dilanjutkan oleh pertunjukan seni Tari Lamen Dedari dan Barong Tresno Budoyo. Pada Hari ketiga ditutup dengan acara kuliner di Pasar Jajanan Osing.

Ketua Daya Warga Desa Kemiren, Fikri Adila mengaku terbantu dengan adanya kegiatan tersebut. Melalui strategi pemetaan tersebut setidaknya masyarakat akan berdaya dalam ketahanan pangan. 

Dalam kegiatan itu, lanjut Fikri, pemuda adat diajak mengenali tanaman pangan lokal, cara mengolah tanaman pangan lokal, hingga cara membudidayakannya. 

Selain itu para pemuda juga diberikan pengetahuan aspek historis, ilmiah, nilai dan identitas ekosistem pangan lokal. 

"Program ini mengajak dan mengenalkan kepada pemuda adat untuk menjaga ketahanan pangan yang dapat dimulai dengan langkah kecil, yaitu merawat pekarangan rumah, dengan menanam tanaman pangan untuk kebutuhan sehari-hari," kata dia.

Para pemuda adat itu pun mengaku antusias. Harapannya setelah mengikuti kegiatan ini, pemuda adat akan lebih memuliakan dan peduli terhadap pangan lokal. Karena mereka adalah pewaris kekayaan alam dan budaya bangsa ini.

"Semoga kegiatan ini dapat memberikan inspirasi dan dampak positif bagi semua pihak yang terlibat," tegasnya. (*)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow