Pemkab dan Polres Sepakat Bangun Embung untuk Atasi Banjir di Jombang
Merespon meluasnya banjir di Kabupaten Jombang, Polres Jombang melalui Kompol Hari Kurniawan tawarkan pembuatan kolam atau embung air.
JOMBANG, SJP - Banjir yang melanda Kabupaten Jombang semakin meluas di sejumlah kecamatan. Atas kondisi itu, Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Jombang, Kompol Hari Kurniawan menawarkan solusi penanganan banjir dengan membuat kolam atau embung.
"Ada beberapa solusi untuk mengatasi banjir dengan cara membuat kolam di tanah khas desa dan memasang pompa air serta sarana pendukung lainnya," ungkapnya, Rabu (11/12/2024).
Solusi itu disampaikannya usai mengecek pintu air di Dusun Dayu, Desa Tunggorono. Setelah itu, Kompol Hari juga meninjau lokasi banjir di Desa Pulo Lor.
"Selain itu, juga dengan membuat sudetan untuk mengalirkan air ke kolam. Selanjutnya akan ditarik dengan pompa untuk dialirkan ke sungai besar," tambah Kompol Hari.
Banjir di wilayah Kecamatan Jombang terjadi karena hujan terus menerus dari sore hingga malam. Akibatnya volume air meningkat hingga mengalir ke pemukiman warga di Desa Pulo Lor.
"Luapan air sungai itu akhirnya berdampak banjir pada 300 rumah," ujar Kompol Hari.
Lebih lanjut, Kepala Dusun Pulo Lor, Taufiq mengatakan, wilayah perkampungan yang terendam banjir posisinya lebih rendah dari posisi sungai.
"Termasuk saluran irigasi warga, posisinya di bawah. Sehingga bila volume air sungai besar, secara otomatis mengalir ke pemukiman warga," bebernya.
Sebelumnya, Taufik mengaku diundang oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Jombang dan dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Jombang untuk membicarakan persoalan banjir. Dari situ, muncul tawaran membangun embung.
Diketahui, banjir di wilayah Kabupaten Jombang meluas hingga menggenangi enam kecamatan dan beberapa desa. Ketinggian air bervariasi. Mulai dari setinggi lutut orang dewasa, hingga setinggi pinggang orang dewasa.
Akibat dari banjir juga, puluhan warga harus diungsikan. Karena rumah mereka terendam banjir. Termasuk di antaranya kelompok lanjut usia (lansia) dan anak bawah lima tahun (balita). Mereka dievakuasi untuk menghindari dampak terburuk.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Jombang, Bayu Poncoradi menjelaskan, ada beberapa hal penyebab terjadinya banjir. Yakni, curah hujan yang tinggi, penangkalan saluran, tersumbatnya aliran air, dan rusaknya daerah aliran sungai (DAS). Sehingga menyebabkan limpasan air di atas tanggul.
Bayu menjelaskan, permasalahan genangan air di Kabupaten Jombang permasalahannya berbeda-beda di setiap titik. Permasalahan utama banjir Jombang karena banyaknya gulma atau eceng gondok dan sampah di saluran .
Menurut dia, solusi penanganan banjir di Kabupaten Jombang harus dilakukan secara menyeluruh. Mulai dari hulu hingga hilir. Dalam melakukannya pun perlu berkolaborasi antara Pemerintah Kabupaten (Mojokerto) Jombang pemerintah daerah tetangga.
Pembuatan waduk atau embung diakuinya sebagai salah satu solusi untuk penanganan banjir di Kabupaten Jombang. Lokasinya harus berada di bagian hulu dan tengah. Hal itu sebagai bagian dari upaya pengendalian banjir.
Di samping itu, kata Bayu, kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di saluran sangat penting. Sebab, dari kegiatan pembersihan saluran yang selama ini dilakukannya, sampah dari limbah rumah tangga menyumbang sekitar 40 persen. (*)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?