Pilah Pilih dan Kader Hijau Muhammadiyah Ajak Anak Muda Malang Raya Kritisi Permasalahan Lingkungan
Melalui diskusi bertajuk “Merawat Lingkungan dalam Perspektif NU dan Muhammadiyah”, Aula Rahma Nuraini dari Kader Hijau Muhammadiyah sampaikan masalah tata kelola yang salah yang menjadi sumber masalah lingkungan di Malang Raya
Anak muda Malang kritisi masalah sampah hingga krisis air bersih yang terjadi di Wilayah Malang Raya.
Melalui diskusi bertajuk “Merawat Lingkungan dalam Perspektif NU dan Muhammadiyah”, Aula Rahma Nuraini dari Kader Hijau Muhammadiyah sampaikan masalah tata kelola yang salah yang menjadi sumber masalah lingkungan di Malang Raya.
“Masalah Malang Raya ini kompleks, dari mulai dari keringnya sumber mata air, banjir hingga kedaruratan sampah. Ini akibat banyaknya alih fungsi lahan dan kawasan hutan untuk dijadikan perumahan atau pariwisata, namun tidak dipikirkan dengan baik. ” ujar Aulia
Hal ini juga ditegaskan kembali oleh K.H Abdullah SAM, Ketua PC ISNU Kabupaten Malang sekaligus inisiator dari pesantren rakyat.
“Malang Raya itu seperti laboratorium bencana, apa saja terjadi disini, dari puting beliung hingga banjir. Malang ini kan dataran tinggi diapit oleh dua gunung yang jadi sumber penyerapan dan konservasi air. Kalau sumber air hilang dan banjir terjadi berarti ada yang salah,“ paparnya.
K.H Abdullah SAM tambahkan solusi dari permasalahan lingkungan ini sebenarnya sudah ada di dalam keseharian ibadah kita.
“Setiap ibadah dalam Islam tidak lepas dari alam, tanda-tanda masuknya waktu shalat ditandai dengan munculnya matahari, kita berwudhu, menyucikan diri juga dengan air. Sehingga, kita tidak bisa hanya saleh ritual tanpa saleh sosial dan saleh terhadap alam.”
Dr. Nurbani Yusuf, M.Si, Wakil Ketua PDM Kota Batu sekaligus Founder Komunitas Padhang Makhsyar juga menambahkan bahwa dalam Islam, sudah diatur bahwa ada tiga hal yang tidak boleh diperjualbelikan.
Pertama, air.
Air tidak boleh diperjual belikan karena haram hukumnya.
Makanya kita beli itu jasanya.
Kedua rumput atau pohon itu gratis tidak boleh diperjual belikan.
Terakhir adalah energi listrik atau gas.
Ketiga hal ini juga secara undang-undang sudah harus dikelola oleh negara dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.”
Di akhir diskusi para narasumber menekankan pentingnya peran masyarakat untuk awasi dan terlibat dalam kebijakan lingkungan, terutama di tahun politik mendatang.
Bambang Parianom, dari Pusaka tanggapi dalam pemilihan kepala daerah maupun kepala negara, kita harus memilih Pemimpin yang secara Ubudiyah, Siyasah dan Muamalahnya baik secara satu kesatuan.
“Melalui PilahPilih kita berharap isu lingkungan dapat menjadi salah satu isu penting yang dapat dijadikan dasar “memilah” dan juga “memilih” di Pemilu nanti.” Tutup Elok F. Mutia, perwakilan dari Umat untuk Semesta
Tentang Pilah Pilih
PilahPilih adalah sebuah inisiatif dari kolaborasi umat islam untuk dampak perubahan iklim dalam menanggapi keresahan di tahun politik.
Lewat survey website PilahPilah.id , anak muda dapat memilih apa isu lingkungan yang paling membuat mereka resah sekaligus menyampaikan unek-unek terkait pemilu di Februari 2024 mendatang.
Kontak Media
Aula - [email protected]
Mutia - [email protected]
What's Your Reaction?