Perdana, Peringatan Hari Juang Polri di Surabaya Dihadiri Kapolri dan Kapus Sejarah Polri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengesahkan Hari Juang Polri melalui Keputusan Kapolri Nomor 95/I/2024 tentang Hari Juang Polri tanggal 22 Januari 2024 dan Keputusan Kapolri Nomor: KEP/1325/VII/2024 tanggal 12 Agustus 204 tentang Tata Upacara Hari Juang Polri.

21 Aug 2024 - 19:30
Perdana, Peringatan Hari Juang Polri di Surabaya Dihadiri Kapolri dan Kapus Sejarah Polri
Hari juang Polri diperingati sebagai hari bersejarah semangat perjuangan melawan penjajah rebut kemerdekaan Republik Indonesia di bulan Agustus jadi momentum penting. (Foto:Jefri Yulianto/SJP)
Perdana, Peringatan Hari Juang Polri di Surabaya Dihadiri Kapolri dan Kapus Sejarah Polri
Perdana, Peringatan Hari Juang Polri di Surabaya Dihadiri Kapolri dan Kapus Sejarah Polri
Perdana, Peringatan Hari Juang Polri di Surabaya Dihadiri Kapolri dan Kapus Sejarah Polri

Surabaya, SJP - Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Listyo Sigit Prabowo langsung pimpin upacara peringatan Hari Juang Polri di Monumen Perjuangan Polri Kota Surabaya, Rabu (21/8).

Kegiatan bersama pejabat utama Mabes Polri juga dihadiri oleh Forkopimda Jatim, Purnawirawan Polri, serta Pejabat Utama Polda Jatim berlangsung khidmat dan dimeriahkan dengan pertunjukkan drama kolosal perjuangan Polisi Istimewa dan penyobekan bendera Belanda, merah putih biru yang terpasang di Hotel Yamato. 

Pelaksanaan upacara diawali dan ditandai, Kapus Sejarah Polri, Brigjen Pol. Hari Nugroho, membacakan sejarah singkat M. Jasin, dilanjut dengan pembacaan naskah Proklamasi Polisi oleh Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengesahkan Hari Juang Polri melalui Keputusan Kapolri Nomor 95/I/2024 tentang Hari Juang Polri tanggal 22 Januari 2024 dan Keputusan Kapolri Nomor: KEP/1325/VII/2024 tanggal 12 Agustus 204 tentang Tata Upacara Hari Juang Polri.

Dalam sambutannya, Kapus Sejarah Polri, Brigjen Pol. Hari Nugroho, terangkan terkait gagasan ide pelaksanaan momentum bersejarah peringatan hari juang ini sudah diteliti sejak 14 tahun lalu, oleh Komjen Pol. (purn) Arif Bayunadi, secara intensif.

"Peran beliau (Komjen Pol. (purn) Arif Bayunadi, red) melaksanakan FGD dan sarasehan, kemudian membuat naskah akademik untuk hari juang ini dan pada tanggal 22 Januari 2024, terbit keputusan Kapolri tentang Hari Juang Polri hingga hari ini dapat terwujud serta berjalan dengan semangat juang jasa para pahlawan pembela bangsa tanah air Indonesia," tuturnya.

Sementara, dari sisi pertunjukkan drama kolosal diperankan oleh para pecinta sejarah dari berbagai komunitas yang ada di Surabaya.

Menurut Kapus sejarah Polri, diangkatnya hari bersejarah ini untuk tandai dan kenang jasa perjuangan kepolisian jaman dulu memang sangat penting untuk diperingati oleh kepolisian.

Sebab, seperti dicontohkan dalam seni drama kolosal, semua lapisan masyarakat ikut berjuang pada masa perjuangan saat itu.

Kendati demikian, sebutnya, Polri memang belum memiliki Hari Juang jika berbanding dengan TNI tiga matra yang sudah memiliki hari bersejarah masing-masing.

Kapus Sejarah Polri juga menjelaskan, terkait dengan korelasi dengan hari sejarah lain seperti peringatan 10 November dan 17 Agustus yang kini juga semarak diperingati oleh seluruh masyarakat sebagai hari kemerdekaan Indonesia.

Selanjutnya juga diuraikan Brigjen Pol. Hari Nugroho, semua peristiwa bersejarah ini berawal dari kemerdekaan 17 Agustus, kemudian tanggal 20 Agustus saat itu M. Jasin mengadakan rapat dengan anggotanya untuk mengambil sikap Polisi mendatang.

"Dan diputuskan bahwa tanggal 21 akan mengucapkan semacam sumpah atau bentuknya Proklamasi Polisi, bahwa sekarang Polisi adalah Polisi Republik Indonesia," cetusnya.

Kemudian tanggal 21 itu, lanjutnya, juga menjadi perjuangan Polri berikutnya, yaitu mulai ada perlawanan berupa pelucutan senjata, lalu dengan membagi-bagikan sejata, mengirim senjata ke wilayah lain untuk membantu perjuangan. 

Disebutkan setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dikumandangkan pada 17 Agustus 1945, Menteri Negeri Otto Iskandar Dinata menetapkan status polisi segera dimasukkan ke dalam kekuasaan pemerintah.

"Peristiwa heroik pun pecah kala itu, para pejuang dengan perlawanan menurunkan bendera Jepang, menaikkan bendera merah putih dan seterusnya sampai dengan peristiwa 10 November terjadi," ulasnya.

Untuk itu, Brigjen Pol Hari Nugroho juga menambahkan dalam nilai-nilai perjuangan M. Jasin yang dapat ditiru oleh generasi penerus Polri sebagai pengingat bagi generasi penerus bangsa.

"Beliau kan orang yang humanis, kalo kita liat di cerita atau beberapa buku literatur, beliau juga mengamankan orang Belanda pada saat kejadian peperangan tahun itu, kemudian beliau juga sosok yang pemberani dan dari segi agama beliau juga adalah orang yang taat beragama," tutupnya. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow