Penurunan Produksi Apel, Ancam Ikon Kota Batu
Salah satu petani apel di Desa Tulungrejo Mustofa mengatakan dari total lahan 3000 meter yang ia miliki biasanya menghasilkan 3 ton apel menurun drastis karena berbagai kondisi yang tidak mendukung untuk melakukan pemanenan
Kota Batu, SJP - Buah apel yang notabene merupakan ikon Kota Batu semakin terancam keberadaannya lantaran terjadi penurunan produksi yang cukup signifikan.
Salah satu petani apel di Desa Tulungrejo Mustofa mengatakan, pada Minggu (4/2/2024) dari total lahan 3.000 meter yang ia miliki, biasanya menghasilkan 3 ton apel menurun drastis karena berbagai kondisi yang tidak mendukung untuk melakukan pemanenan.
"Tidak main-main, kadang hanya 30 persen saja yang bisa dijual, sisanya gagal panen entah karena adanya lalat buah dan berbagai macam hal. Pengeluaran dan pendapatan jelas tidak seimbang kalau begini," katanya.
Beruntung sebagian lahan miliknya disewakan menjadi wisata petik apel, sehingga masih cukup untuk digunakan kebutuhan sehari-hari. Ia juga berharap ada solusi dari pemerintah terhadap kondisi saat ini.
Terpisah, Asnari salah satu petani apel yang berpindah ke tanaman sayur mengaku berpindah komoditi karena seringkali terjadi gagal panen dan mahalnya perawatan tanaman apel.
"Saya berpindah ke tanaman sawi karena memang untuk buah apel sudah tidak mumpuni. Kota Batu sudah tidak sedingin dulu yang cocok untuk tanaman apel, jadi 500 meter lahan milik saya 80 persen dikerahkan untuk tanaman sawi sedangkan sisanya untuk tomat dan cabai," tandasnya. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?